Selasa 06 Jun 2023 18:44 WIB

Pusri Buktikan Pupuk NPK Singkong Mampu Tingkatkan Produktivitas Petani

Produktivitas singkong ditingkatkan melalui aplikasi pupuk non subsidi NPK Singkong.

PT Pupuk Indonesia melalui PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) berhasil tingkatkan produktivitas singkong dengan NPK Singkong.
Foto: Dok. Pupuk Indonesia
PT Pupuk Indonesia melalui PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) berhasil tingkatkan produktivitas singkong dengan NPK Singkong.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri), berhasil meningkatkan produktivitas tanaman singkong melalui aplikasi pupuk non-subsidi NPK Singkong 17-6-25 di Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung, beberapa waktu lalu. Project Manager (PM) Agrosolution Pusri Palembang Prima Novandino Sharma menyatakan bahwa tujuan uji coba ini adalah untuk memperkenalkan pupuk non-subsidi NPK Singkong 17-6-25. 

Sebelumnya produktivitas tanaman singkong petani setempat berkisar 20-30 ton per hektar. Melalui uji coba ini, produktivitas berhasil meningkat menjadi 50-70 ton per hektar.

Baca Juga

 “Tujuan acara uji coba ini adalah untuk memperkenalkan produk pupuk non-subsidi NPK Singkong 17-6-25. Hal ini sekaligus mengakomodasi kebutuhan pupuk petani komoditas singkong yang tidak lagi teralokasi dalam skema subsidi pupuk,” jelas Prima, dalam keterangan tertulis, Selasa (6/6/2023).

Walaupun menggunakan pupuk non-subsidi, lanjut Prima, petani memiliki hasil produkvitias singkong yang jauh lebih baik. Dengan peningkatan tersebut, pendapatan petani dari hasil penjualan singkong juga dapat meningkat. Oleh karena itu, Prima berharap pupuk NPK Singkong 17-6-25 ini dapat digunakan oleh petani singkong lainnya di Kabupaten Tulang Bawang. 

Selain pemupukan, peningkatan produktivitas singkong di Kabupaten Tulang Bawang ini adalah berkat pendampingan program Agrosolution. Program ini merupakan ekosistem yang memberikan bimbingan dan pendampingan teknis kepada petani dengan menggunakan produk-produk non-subsidi. Dalam pelaksanaannya, program Agrosolution melibatkan banyak Stakeholder seperti produsen pupuk, offtaker hasil panen, akses permodalan, hingga jaminan asuransi.

Selain panen singkong, Pupuk Indonesia dan Pusri Palembang juga menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Desa Penawar Jaya, Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang. Kegiatan ini turut dihadiri oleh PM Agrosolution Pupuk Indonesia, Burmansyah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulang Bawang, Nurmasnyah, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Lampung, Rachman Jaya, Wakil Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Helmi Hasanudin, hingga melibatkan petani berpengaruh dan mitra program Agrosolution.

Dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulang Bawang, Nurmansyah juga menyampaikan bahwa hasil produktivitas singkong mencapai 50-70 ton per hektar adalah suatu pencapaian yang sangat baik. “Dengan keberhasilan NPK Singkong ini bisa menjadi perhatian, dan saya yakin potensi yang ada di Tulang Bawang seluas 28 ribu hektar dapat meningkat lagi hasilnya sehingga menjadi komoditi unggulan,” ujar Nurmansyah.

Sementara itu, Kepala BSIP Rachman Jaya, menyampaikan bahwa pupuk berbasis spesifik komoditi adalah pupuk yang dibutuhkan oleh petani. Selain itu, Rachman juga mengajak petani untuk tidak melupakan pupuk kompos sebagai pembenah tanah. Pihaknya juga bersedia membantu untuk penilaian hara tanah, untuk membantu petani dalam memberikan rekomendasi pemupukan.

Selain itu pada kesempatan yang sama Wakil Ketua MSI, Helmi Hasanudin menyatakan bahwa Provinsi Lampung merupakan lahan yang terbaik buat singkong. “Karena di daerah lain belum tentu bisa berkembang sebesar di Provinsi Lampung. Bisnis singkong ini adalah bisnis aci atau pati bagi pabrik singkong. Potongan yang dilakukan sesuai mutu singkong, hal ini Hbdikarenakan ketidaktahuan petani akan kualitas hasil singkong dengan memanen singkong minimal usia 8 bulan, sehingga produktivitas yang tinggi mendapatkan harga jual singkong yang terbaik atau potongan yang rendah,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement