Rabu 07 Jun 2023 01:50 WIB

Quebec Minta Dukungan Internasional untuk Perangi 160 Kebakaran Hutan

Pada Jumat (2/6/2023) sore terjadi 324 kebakaran di seluruh Kanada.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Upaya petugas memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Ilustrasi)
Foto: BNPB
Upaya petugas memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, QUEBEC -- Quebec meminta dukungan internasional untuk memerangi lebih dari 160 kebakaran hutan. Pejabat federal mengatakan, bencana ini menjadi salah satu musim kebakaran terburuk di Kanada.

Perdana Menteri Quebec, Francois Legault mengatakan, dengan lebih dari 480 petugas pemadam kebakaran hutan belantara di lapangan, Quebec dapat melawan sekitar 30 kebakaran. Dia menambahkan, biasanya petugas pemadam kebakaran dari provinsi lain datang untuk membantu.

Baca Juga

“Ketika saya berbicara dengan para perdana menteri dari provinsi lain, mereka bersedia membantu,” kata Legault.

Pada Jumat (2/6/2023) sore terjadi 324 kebakaran di seluruh Kanada. Pada Senin (5/6/2023) pagi kebakaran meningkat menjadi 413, dan menjelang sore kebakaran bertambah 42 sehingga totalnya menjadi 455.

“Situasinya tetap serius. Gambar yang telah kita lihat sejauh musim ini adalah yang paling parah yang pernah kita saksikan di Kanada, dan perkiraan saat ini untuk beberapa bulan ke depan menunjukkan potensi aktivitas kebakaran yang lebih tinggi dari biasanya," kata Menteri Kesiapsiagaan Darurat, Bill Blair. 

Badan pencegahan kebakaran Quebec, SOPFEU mengatakan, lebih dari 160 kebakaran telah dilaporkan di Quebec termasuk sedikitnya 114 yang tidak terkendali. Lebih dari 173.000 hektare lahan telah terbakar tahun ini di zona api perlindungan intensif Quebec. Luas lahan yang mengalami kebakaran meningkat dibandingkan dengan rata-rata 10 tahun yaitu 247 hektare. 

Cuaca basah di Provinsi Pesisir Atlantik Nova Scotia telah memungkinkan provinsi itu membebaskan pengebom air untuk dikirim ke Quebec. Legault mengatakan, 200 petugas pemadam kebakaran tambahan akan datang dari Prancis dan Amerika Serikat. Selain itu, Quebec juga sedang dalam pembicaraan dengan Kosta Rika, Portugal, dan Cile untuk mencari sumber daya tambahan.

“Dengan proyeksi yang diberikan, diharapkan kami memiliki sumber daya yang cukup untuk menutupi musim panas. Jika keadaan menjadi lebih buruk, kami sedang mengembangkan rencana darurat," kata Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.  

Kebakaran telah memaksa sekitar 10.000 orang meninggalkan rumah mereka di Quebec, dengan sebagian besar berada di wilayah barat laut Abitibi dan wilayah timur Côte-Nord. Legault mengatakan tidak ada korban jiwa dalam kebakaran di Quebec, tetapi petugas pemadam kebakaran terpaksa mundur dari dusun Clova, Quebec, sekitar 325 kilometer barat laut Montreal. Pihak berwenang mengatakan 36 warga masyarakat telah dievakuasi.

“Sayangnya, kami kehilangan kendali. Kita harus membiarkan Clova terbakar," kata Legault.

Dengan perkiraan hujan untuk Côte-Nord, Legault mengatakan dia sekarang paling khawatir dengan Abitibi, karena diperkirakan tidak ada hujan selama lima hari. Pada Senin sore, kotamadya St-Lambert, di sepanjang perbatasan Ontario di Abitibi, mengumumkan keadaan darurat dan memerintahkan 200 penduduknya meninggalkan rumah mereka.  Komunitas di Normétal juga telah dievakuasi sehari sebelumnya.

Menteri yang bertanggung jawab untuk wilayah Côte-Nord, Kateri Champagne Jourdain mengatakan, 138 anggota Angkatan Bersenjata Kanada tiba di daerah itu pada Ahad (4/6/2023), dan 100 tentara tambahan tiba pada Senin (5/6/2023). Jourdain menambahkan, pasukan telah menerima pelatihan sehingga mereka dapat mendukung petugas pemadam kebakaran hutan.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement