REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menunjukkan keakrabannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Keakraban tersebut ditunjukkan dalam rapat kerja nasional (Rakernas) III PDIP, di Sekolah Partai PDIP, Jakarta.
Keduanya juga sering melakukan diskusi terkait permasalahan bangsa ini. Salah satunya ihwal kemiskinan yang menjadi tema utama Rakernas III PDIP tahun ini.
"Saya sama Pak Jokowi tidak janjian, tetapi itu mengekspresikan bahwa saya dan Pak Jokowi sering, bukan sering, acapkali, satu tujuan di dalam membangun bangsa dan negara ini," ujar Megawati usai pembukaan Rakernas III PDIP, Selasa (6/6/2023).
Pujian sering dilontarkannya dalam konferensi pers usai pembukaan Rakernas tersebut. Selama dua periode kepemimpinan, Jokowi sudah menghasilkan banyak keberhasilan.
Ia juga memuji langkah Jokowi yang sudah mempersiapkan puncak bonus demografi di Indonesia akan terjadi di 2034. Pada tahun tersebut, terdapat 60 tenaga kerja produktif untuk mendukung 100 penduduk, angka ketergantungan di bawah 50, dan memberikan kontribusi 0,22 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Presiden ke-5 Republik Indonesia itu mendukung penuh langkah Jokowi itu untuk memaksimalkan bonus demografi tersebut. Sebab dari sisi manusia, bonus tersebut harus didukung penuh pemerintah dengan membuka lapangan pekerjaan.
"Kita yang dari negara berkembang dapat lompat menuju negara maju, bisa sama dengan India, Cina, Amerika, dan mungkin Insya Allah kalau benar begitu kejadiannya kita menjadi nomor empat," ujar Megawati.
Dalam berbagai kesempatan di acara tersebut, Jokowi dan Megawati menunjukkan banyak keakraban. Tawa dari dua orang tersebut kerap terlihat, baik sebelum dan setelah pembukaan Rakernas.
Jokowi juga beberapa kali memegang tangan Megawati untuk membantunya naik dan turun tangga. Bahkan saat konferensi pers, keduanya sempat tertawa lepas ketika akan menjawab pertanyaan wartawan.
Sebelumnya, hubungan antara dua pemimpin paling berpengaruh di PDIP disebut memburuk, demikian keterangan sumber the Strait Times dalam artikelnya yang dipublikasikan pada Kamis (1/6/2023). Dengan kurang dari setahun sebelum pemilihan umum pada 14 Februari 2023, hubungan antara Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader atau petugas partai telah memburuk.
Pemicunya adalah pemilihan pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres). Di tengah ketegangan pemilihan cawapres untuk capres Ganjar Pranowo, ternyata hubungan Megawati dan Jokowi tidak berjalan baik. Pemicunya adalah deklarasi Ganjar sebagai capres di Istana Batutulis, Kota Bogor pada 21 April 2023.