Selasa 06 Jun 2023 21:55 WIB

Dokter Luruskan Kekeliruan 'Sunat Laser' yang Bisa Bikin Penis Terbakar

Istilah sunat laser yang beredar di masyarakat Indonesia sebenarnya keliru.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Anak sedang disunat (ilustrasi). Istilah sunat laser yang beredar di masyarakat Indonesia ini sebenarnya keliru.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Anak sedang disunat (ilustrasi). Istilah sunat laser yang beredar di masyarakat Indonesia ini sebenarnya keliru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sunat laser belakangan ini menjadi metode khitan yang banyak dibicarakan. Hal ini terjadi setelah munculnya kasus seorang anak di Pontianak, Kalimantan Barat, mengalami penis terbakar setelah sunat dengan laser.

Insiden tersebut cukup mengundang perhatian masyarakat dan kalangan tenaga medis karena metode laser ini cukup umum digunakan untuk tindakan sunat atau sirkumsisi. Penis terbakar merupakan kejadian yang tidak jarang terjadi dan merupakan masalah yang cukup serius. Kondisi ini tentu akan membuat penderitanya mengalami beberapa dampak jangka pendek maupun panjang.

Baca Juga

Peristiwa yang dialami seorang anak di Pontianak ini menjadi kekhawatiran setiap orang tua, apalagi jika memiliki niat untuk menyunatkan sang anak dalam waktu dekat. Lantas, seperti apa sebenarnya metode sunat laser yang digunakan tersebut?

Istilah sunat laser yang beredar di masyarakat Indonesia ini sebenarnya keliru. Menurut dr Mahdian Nur Nasution SpBS, "kekeliruan" dalam sunat laser yang banyak dilakukan yaitu menggunakan alat berupa lempengan logam yang dipanaskan atau disebut sebagi electrocauter. Jadi bukan sinar laser sesungguhnya.

“Karena berupa lempeng logam yang dipanaskan dengan aliran listrik sehingga memang bisa dipakai untuk memotong," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (6/6/2023).

Akan tetapi, alat tersebut tidak stabil dan tidak memotong dengan presisi. "Selain itu, karena mengeluarkan panas dan penggunaannya yang tidak tepat maka bisa terjadi risiko luka bakar pada kulit,” ujar dr Mahdian.

Dr Mahdian mengatakan, jika terjadi luka bakar bisa menyebabkan pembuluh darah di sekitarnya mati. Pada akhirnya, dengan berjalannya waktu bisa menyebabkan risiko kulitnya yang akan membusuk.

Lalu, bagaimana dengan sunat laser yang sesungguhnya? Dia menjelaskan, teknologi sinar laser yang sesungguhnya telah sejak lama diadaptasi untuk pengobatan medis dan perawatan kecantikan. Gelombang dari sinar laser memiliki panjang tertentu dan disesuaikan dengan keperluan tindakan medis.

“Nah, jadi kalau mau sunat laser ini pertama memang harus benar-benar menggunakan laser medis bukan lempengan logam yang dipanaskan. Kedua praktisinya harus benar-benar terlatih, misalnya untuk mengukur efek potong dari laser itu harus dengan gelombang yang tepat bergantung pada jenis lasernya," kata dia.

Dia mengatakan, harus dipastikan juga suhu penempatannya pada kulit, kemudian frekuensi yang digunakan dan lain-lain. Sudah sepatutnya kasus seperti ini membuka mata dan kesadaran kita akan bahaya sunat dengan menggunakan electrocauter ini. Sangat penting bagi para orang tua untuk mencari tahu dulu tentang metode yang cocok dan sesuai dengan kondisi sang anak.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement