REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Sejumlah langkah strategis disiapkan BNI Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) Singapura untuk terus memperluas penetrasi pasar dalam layanan keuangan bank di negeri jiran. Sejumlah strategi itu, didukung oleh status kantor cabang yang telah memegang lisensi penuh dari Pemerintah Singapura.
Deputy Chief Executive BNI Singapura Yuli mengatakan, sejauh ini sebanyak 80 persen dari nasabah BNI Singapura merupakan warga Indonesia, baik itu korporasi, pelaku UMKM diaspora, pekerja migran, maupun para pelajar. Dengan modal itu, BNI Singapura punya posisi strategis dalam menyediakan layanan keuangan yang dibutuhkan warga Indonesia.
Berikut sejumlah langkahnya:
1. Kemudahan Remitansi
Yuli mengatakan, BNI sebagai pemegang full bank license cukup fokus pada bisnis remitansi atau layanan pengiriman uang dari Singapura ke Indonesia. KCLN Singapura pun telah memiliki dua kantor cabang pembantu untuk melayani nasabah, khususnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Kantor cabang utama yang berstatus full bank license berlokasi di Kawasan Central Business District (CBD) di Cecil Street. Sementara, dua cabang lainnya berstatus lisensi limited propose branch (LPB). Kedua LPB itu terletak di City Plaza dan Lucky Plaza yang merupakan lokasi strategis tempat pekerja migran berbelanja dan melepas penat di akhir pekan.
Dua kantor cabang itu pun dikhususkan pada akhir pekan. Tujuannya agar para TKI tetap dapat mengirim uang ke Indonesia melalui kantor LPB di hari libur. Sebab TKI, khususnya yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga hampir tak punya waktu untuk bepergian di hari kerja.
"Ada ratusan ribu pekerja migran yang kita layani, karena memang tujuan mereka kerja di sini untuk kirim uang ke Indonesia dan dia bisa lakukan aktivitas itu di hari libur," ujar Yuli.
Bagi mereka yang punya kesibukan bahkan di akhir pekan, BNI Singapura juga telah memiliki aplikasi BNI Singapore Mobile Remittance atau BNI MoRe. "Sambutan dari para pekerja migran cukup baik. Dan, kalau kita bandingkan, BNI sampai saat ini berikan exchange rate yang terbaik," katanya.
2. Pembiayaan UMKM
Yuli menambahkan, status lisensi penuh memberikan izin kepada BNI Singapura untuk dapat melayani pinjaman kredit perbankan. Tak hanya pada segmen korporasi namun juga individu yang membutuhkan modal untuk meniti usaha kecil, mikro, dan menengah.
UMKM diaspora, kata Yuli telah menjadi salah satu segmen pasar BNI Singapura sekaligus mendampingi mereka agar naik kelas. Adapun sektor UMKM yang menjadi fokus utama yakni usaha di bidang kuliner, mengingat potensi pasar kuliner khas Nusantara punya prospek menjanjikan untuk dikembangkan bagi konsumen lokal Singapura.
"Jadi, kita lakukan pembiayaan kepada pengusaha-pengusaha Indonesia yang punya bisnis di negara Singapura," jelasnya.
3. Perdagangan Ekspor Impor
Lebih lanjut, Yuli mengatakan, BNI Singapura pun akan fokus pada bisnis perdagangan ekspor impor. Pasalnya, ia menilai sektor perdagangan ekspor impor memberikan prospek positif bagi kinerja kantor cabang.
"Kita anggap potensi fee based income dari trading ini lebin bagus dan lebih aman. Kalau trading kan semua dengan underline jadi lebih aman," ujarnya.