REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, mencoba untuk tetap tenang jelang laga kontra Inter Milan di final Liga Champions, Ahad (11/6/2023) dini hari WIB. The Citizens, ujar Guardiola, tidak memiliki persiapan khusus demi meraih hasil maksimal dalam laga yang bakal digelar di Stadion Attaturk Olympic, Istanbul, Turki, tersebut.
Man City berpeluang memecahkan rekor anyar apabila sukses melewati adangan I Nerazzurri di laga tersebut. Tidak hanya soal raihan trofi Liga Champions pertama, Man City juga memiliki peluang menjadi tim asal Inggris kedua yang mampu menyabet status sebagai treble winners.
Keberhasilan meraih titel Liga Champions itu akan melengkapi torehan trofi Liga Primer Inggris dan gelar juara Piala FA pada musim ini. Man City pun bakal mengikuti jejak Manchester United, yang meraih tiga gelar sekaligus pada akhir musim 1998/1999.
Sederet potensi torehan prestasi ini dinilai bakal memberikan tekanan tersendiri buat the Citizens jelang laga kontra Inter Milan. Guardiola pun mencoba meredam tekanan tersebut dan bersikap untuk lebih tenang dalam menatap laga menghadapi I Nerazzurri tersebut.
Pelatih asal Spanyol itu belajar dari kegagalan Man City merengkuh trofi Liga Champions usai dibekap Chelsea, 0-1, di partai final musim 2020/2021. Pun saat rela mengakhiri Liga Champions musim lalu di babak semifinal, tepatnya saat disingkirkan Real Madrid.
''Saya belajar, antuasiasme, dan tekanan berlebihan tidak cocok untuk kami. Kami akan datang ke laga itu dengan harapan mewujudkan mimpi, tampil maksimal, dan meraih kemenangan,'' kata Guardiola seperti dilansir laman resmi UEFA, Selasa (6/6/2023).
Mantan pelatih Barcelona itu pun menegaskan, Man City tidak akan melakukan sesi latihan khusus ataupun strategi khusus guna menghadapi laga kontra La Beneamata tersebut. Rutinitas para penggawa the Citizens, kata Guardiola, akan berjalan seperti layaknya saat masih melakoni kompetisi Liga Primer Inggris.
''Kami akan melakukan pendekatan yang sama seperti setiap tengah pekan di Liga Primer Inggris. Kami akan memastikan, semua pemain fokus dan tahu apa yang harus mereka lakukan, tidak lebih dari itu,'' tutur eks pelatih Bayern Muenchen tersebut.
Kendati begitu, Guardiola memahami, salah satu faktor penting buat Man City agar bisa dianggap sebagai klub besar di Eropa adalah dengan menjuarai Liga Champions. Selama ini, terutama sejak akuisisi kepemilikan Man City oleh perusahaan asal Abu Dhabi pada 2008, Man City terus berusaha untuk bisa meraih kesuksesan di kompetisi Eropa.
Meski terus mendominasi kompetisi domestik, the Citizens terus gagal mewujudkan ambisi tersebut. Kini, kesempatan itu kembali datang pada musim ini.
''Kami harus menerima, apabila kami ingin mengambil langkah besar sebagai klub besar, maka kami harus menjuarai Liga Champions. Namun, menurut saya, hal terpenting adalah konsistensi untuk bisa terus bersaing di kompetisi ini. Dua tahun lalu, kami berada di partai final. Kini, kami masih bisa bersaing dan berada di posisi ini,'' kata Guardiola.