REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Juventus akhirnya berproses keluar dari lingkaran Liga Super Eropa (ESL) yang selama ini menimbulkan pro-kontra. Juve telah menghubungi Real Madrid dan Barcelona terkait rencana ini. Baik Madrid maupun Barcelona sama-sama anggota tersisa yang mengkampanyekan ESL.
"Juventus Football Club S.p.A. ("Juventus" atau "Perusahaan") menginformasikan bahwa mereka telah mengirimkan komunikasi kepada dua klub yang tersisa, yang mana, seperti halnya Juventus, belum melakukan pengunduran diri dari Proyek Liga Super (Football Club Barcelona dan Real Madrid Club de Futbol), untuk memulai periode diskusi di antara ketiga klub tersebut terkait dengan kemungkinan keluarnya Juventus dari Proyek Liga Super," bunyi pernyataan resmi Juventus, dikutip Rabu (7/6/2023).
Informasi mengenai hal ini, pertama kali diberitakan oleh media Spanyol. CEO Bianconeri, Maurizio Scavina menghubungi rekan-rekannya di Blaugrana dan Los Blancos. Ini langkah awal untuk menjauh dari agenda yang sempat mereka perjuangkan.
Keluarnya Juventus secara utuh dari ESL membutuhkan waktu. Ada berbagai tahapan yang harus dilalui. Salah satunya di level birokrasi.
Namun paling tidak langkah awal sudah dibuat. Si Nyonya Tua menjadi pentolan ESL sejak diumumkan pada April 2021. Mantan Presiden Juve, Andrea Agnelli, salah satu tokoh yang paling gigih mengkampanyekan rencana tersebut.
Tiga klub tersisa berjuang dalam dua tahun terakhir. Mereka terus mengirim pesan bahwa ESL proyek yang layak. Namun belakangan terjadi perubahan.
Juventus terkena masalah keuangan. UEFA mengancam akan melarang Bianconeri aktif di kompetisi Eropa, jika terbukti bersalah. Beredar kabar, UEFA siap memberikan keringanan hukuman pada Bianconeri andai mau keluar dari ESL. Namun Juventus membantah soal itu,
Tidak ada yang benar-benar tahu apa dasar keputusan terkini Juventus. Selain karena dorongan UEFA, kemungkinan lainnya yakni, manajemen baru ingin sepenuhnya lepas dari warisan Andrea Agnelli.