REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, berharap dalam lima tahun ke depan Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia dapat naik dua kali lipat. Saat ini, pendapatan nasional bruto Indonesia adalah 4.140 dolar AS per kapita.
"Kalau kita bisa tumbuh rata-rata enam persen saja. Kita harapannya lima tahun ke depan kita bisa di 7.000 (dolar AS per kapita) selama lima tahun dan itu bagus sekali sudah dua kali lipat dan itu nanti basisnya lebih bagus lagi untuk ke depannya," ujar Suharso usai acara Rektor Berbicara Untuk Indonesia Emas 2045 di Gedung Bappenas Jakarta, Selasa (6/6/2023) malam.
Ia mengatakan, untuk menjadi negara maju Indonesia harus menaikkan GNI hingga 30.300 dolar AS. Dalam RPJPN 2025-2045 menetapkan lima kelompok industri prioritas.
Pertama, industri berbasis sumber daya alam, meliputi industri berbasis agro (pertanian, perkebunan, kehutanan), industri berbasis hilirisasi tambang, serta industri berbasis sumber daya laut. Kedua, industri dasar, mencakup industri kimia dasar dan industri logam.
Ketiga, industri berteknologi menengah-tinggi, termasuk industri perkapalan, industri kedirgantaraan, industri otomotif dan alat angkut, industri pertahanan, industri alat kesehatan, industri produk kimia dan farmasi, industri mesin dan perlengkapan, dan industri elektronik. Keempat, industri barang konsumsi berkelanjutan, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, serta industri alas kaki. Kelima, industri berbasis inovasi dan riset, yaitu industri berbasis bio dan bioteknologi.
“Kita harus mengarahkan sektor industri untuk bisa memproduksi produk yang lebih kompleks dan inilah strategi industrialisasi kita ke depan,” tutur Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti.
Industrialisasi terlaksana sesuai karakteristik wilayah, terbagi menjadi tujuh koridor ekonomi, yakni Koridor Ekonomi Sumatera: industri berbasis SDA dan hub ekonomi biru barat Indonesia; Koridor Ekonomi Jawa: industri berbasis inovasi, riset dan teknologi; Koridor Ekonomi Bali-Nusa Tenggara: pintu gerbang pariwisata dan ekonomi kreatif nusantara; Koridor Ekonomi Kalimantan: superhub ekonomi Nusantara; Koridor Ekonomi Sulawesi: penunjang ekonomi IKN dan industri berbasis SDA; Koridor Ekonomi Maluku: hub ekonomi biru timur Indonesia; serta Koridor Ekonomi Papua: industri kimia dasar dan agro.
“Ada comparative advantage, juga ada competitive advantage yang menyertainya, pusat industri merata, sesuai potensi dan kekuatannya,” ungkap Suharso.