Rabu 07 Jun 2023 12:31 WIB

Innalillahi...Mahasiswa ITB Meninggal Saat Uji Coba Pesawat tanpa Awak di Bandung

Almarhum terkena pasak yang digunakan untuk melontarkan pesawat berbobot 8 kilogram.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Mahasiswa teknik mesin ITB angkatan 2021 Muhammad Rasyid Ghifary meninggal dunia saat melakukan uji coba pesawat tanpa awak.Almarhum terkena pasak yang digunakan untuk melontarkan pesawat berbobot 8 kilogram.
Foto: Dok. Republika
Mahasiswa teknik mesin ITB angkatan 2021 Muhammad Rasyid Ghifary meninggal dunia saat melakukan uji coba pesawat tanpa awak.Almarhum terkena pasak yang digunakan untuk melontarkan pesawat berbobot 8 kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mahasiswa teknik mesin ITB angkatan 2021, Muhammad Rasyid Ghifary, meninggal dunia saat melakukan uji coba pesawat tanpa awak di lapangan Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Selasa (6/6/2023). Almarhum terkena pasak yang digunakan untuk melontarkan pesawat berbobot 8 kilogram.

Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB Tatacipta Dirgantara mengatakan, almarhum meninggal dunia Selasa (6/6/2023) kemarin, saat melaksanakan kegiatan unit kegiatan mahasiswa (UKM), yaitu membuat pesawat tanpa awak. Almarhum dan rekan-rekannya membuat pesawat untuk kontes robot terbang yang setiap tahun diikuti.

Baca Juga

"Mereka buat pesawat tanpa awak diuji coba di Lanud Sulaiman, tim mahasiswa semua," ujar dia saat dihubungi, Rabu (7/6/2023).

BACA JUGA: Mahasiswa ITB Meninggal Saat Uji Coba Pesawat Dikenal Aktif dan Berprestasi

Mereka ke Lanud Sulaiman pada Selasa (6/6/2023) saat kondisi cuaca hujan. Para mahasiswa pun menyiapkan pelontar pesawat berukuran besar seperti katapel yang ditancapkan ke tanah.

"Biasanya pelontarnya ditancapkan ke tanah, pasaknya ke tanah. Karet ditarik (saat) pesawat dicantolkan dan diterbangkan. Waktu sedang ditarik, pasaknya tercabut karena tanahnya lembek bekas hujan," kata dia.

Saat almarhum dan rekan-rekannya menarik pelontar, pasak tercabut...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement