Rabu 07 Jun 2023 13:52 WIB

Kabupaten Bekasi Mulai Antisipasi Dampak Kekeringan

Kabupaten Bekasi upayakan mitigasi melindungi lahan produktif petani.

Petani membawa tanaman padi berumur sekitar dua bulan yang mati akibat kekeringan.
Foto: AMPELSA/ANTARA
Petani membawa tanaman padi berumur sekitar dua bulan yang mati akibat kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BEKASI -- Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan upaya mitigasi terhadap areal persawahan guna mengantisipasi dampak kekeringan. Hal ini juga sekaligus melindungi lahan produktif petani memasuki musim kemarau tahun ini.

"Kami tengah menyusun langkah penanganan terhadap lahan sawah berpotensi mengalami kekeringan di sejumlah wilayah," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi Nani Suwarni di Cikarang, Selasa (6/6/2023).

Baca Juga

Dia mengatakan, dari total 35.000 hektare luas lahan sawah dilindungi, sebagian di antaranya terancam kekeringan meski area yang terdampak tidak terlalu signifikan. "Lahan sawah khususnya di wilayah sulit air dan irigasi menjadi fokus utama penanganan. Area ini tersebar di beberapa wilayah kecamatan rawan kekeringan," katanya.

Menurut dia, penanganan pencegahan kekeringan menjadi tanggung jawab bersama mulai dari Dinas Pertanian, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan, hingga Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi. Subkoordinator Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi Dodo Hadi Triwardoyo mengatakan, sejauh ini pihaknya tengah mengupayakan langkah mengatasi kekeringan di areal persawahan.

Upaya tersebut antara lain melakukan pergiliran komoditas tanaman ke tanaman yang tidak membutuhkan air, seperti komoditas hortikultura dan palawija. Pihaknya juga akan menginventarisasi pompa-pompa air di lokasi yang rawan kekeringan untuk meminimalisir dampak musibah tersebut terhadap areal persawahan.

"Sudah dilakukan di Kecamatan Karangbahagia, Bojongmangu, dan Cibarusah. Hari ini kita juga ada rapat koordinasi internal untuk menangani ini," katanya.

Selain itu, percepatan masa tanam pun terus diupayakan di sejumlah wilayah yang memiliki tingkat ketersediaan air relatif mencukupi. "Semoga kekeringan nanti bisa kami atasi sehingga tidak berdampak signifikan, terutama bagi para petani," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement