REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin Apel Siaga Gabungan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang dilaksanakan di Lapangan Kaliandra Resort, Kabupaten Pasuruan, Rabu (7/6/2023). Apel yang digelar dimaksudkan untuk memastikan kesiapsiagaan personel, peralatan, serta sarana dan prasarana penanganan kebakaran hutan dan lahan, memasuki musim kemarau.
"Ada tim dari kehutanan, ada polisi hutan, ada pengelola taman nasional, cukup banyak di Jawa Timur. Kemudian ada relawan, BPBD, BNPB, tentu dikuatkan pemkab atau pemkot. Tim ini menjadi penting untuk di konsolidasikan agar terbangun kewaspadaan dan kesiapsiagaan secara saksama," kata Khofifah.
Khofifah mengingatkan, setiap kebakaran hutan dan lahan berdampak pada ekosistem keanekaragaman hayati dan meningkatkan potensi bencana alam, seperti banjir, longsor, dan sebagainya. Ia pun meminta tim pengendali Karhutla untuk tidak melihat besar atau kecilnya area kebakaran hutan dan lahan.
"Karena setiap kebakaran hutan dan lahan berpotensi kemungkinan ada keragaman hayati yang terdampak. Jadi, kalau itu kemudian keragaman hayati mengalami kepunahan, itu tidak bisa dihitung dengan setara finansial berapa pun," ujarnya.
Khofifah mengingatkan, kolaborasi dan koordinasi lintas sektor sangat diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya Karhutla di Jatim. Khofifah melanjutkan, sebagai bentuk kesiapsiagaan pencegahan lebih dini menghadapi musim kemarau 2023, ia telah mengeluarkan keputusan gubernur tertanggal 28 Februari 2023.
"Ini menjadi pedoman kita bersama dalam melaksanakan koordinasi dan monitoring serta evaluasi penanganan karhutla di Provinsi Jawa Timur yang harus dilakukan dengan sangat segera," ujarnya.
Pemprov Jatim juga diakuinya telah membentuk tim Satgas Penanganan Karhutla, Rakor Brigade pengendalian Karhutla, pembentukan dan pembinaan masyarakat peduli api, sosialisasi pencegahan karhutla, serta koordinasi untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Upaya pencegahan lain yang dilakukan adalah patroli terpadu yang terus diintensifkan.
Menanggapi prediksi BMKG yang menyebutkan musim kemarau 2023 akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya, Khofifah mengaku terus membangun kesiapsiagaan pada tataran pengendalian. Selain itu, ia juga mengaku telah menyiapkan dan memastikan sarana prasarana serta kesiapsiagaan personel dalam rangka penyelenggaraan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Saya mengimbau agar mengantisipasi potensi El Nino dengan melakukan langkah-langkah strategi, seperti melakukan patroli, mengaktifkan posko terintegrasi, menetapkan status siaga, dan atau tanggap darurat bencana kebakaran hutan dan lahan," kata dia.