Rabu 07 Jun 2023 15:10 WIB

BNPB Ingatkan Indonesia akan Memasuki Musim Kemarau Lebih Kering dari Sebelumnya

BNPB mulai antisipasi kebakaran hutan dan lahan yang meluas.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nora Azizah
Petugas berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Petugas berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menjelaskan, Indonesia memang akan memasuki musim kemarau yang lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya karena pengaruh bersamaan antara El Nino dan IOD positif. Sebab itu, pihaknya mengupayakan antisipasi dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang meluas.

Berdasarkan data yang dihimpunnya hingga 1 Juni 2023, sudah ada 112 kejadian kebakaran hutan dan lahan. “BNPB bersama BRIN, BMKG, dan TNI juga mengupayakan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) sebagai langkah antisipasi untuk mengurangi potensi kejadian kebakaran hutan dan lahan,” kata Suharyanto dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Selasa (7/6/2023).

Baca Juga

Sejauh ini, pihaknya juga telah mengunjungi Provinsi Riau untuk memimpin rapat koordinasi penanganan karhutla bersama seluruh unsur forkopimda se Provinsi Riau. Adapun giat terkait dari kepala BNPB juga dijadwalkan akan meninjau titik lokasi karhutla secara langsung melalui udara.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita mengatakan, berdasarkan pemantauan hingga akhir Mei lalu, intensitas El Nino semakin menguat. Pada waktu yang sama, pihaknya juga mendeteksi adanya Indian Ocean Dipole (IOD) indeks yang terus menguat ke arah positif.

“Artinya, ini seperti fenomena pada 2019, di mana mengakibatkan kondisi lebih kering di wilayah Indonesia,” kata Dwikorita dalam konferensi pers daring di Jakarta.

Dia menegaskan, kondisi penguatan El Nino dan IOD positif terjadi secara bersamaan. Menurut Dwikorita, El Nino yang terjadi dikontrol oleh suhu muka air laut di Samudra Pasifik.

“Sedangkan, IOD positif dikontrol oleh suhu muka air laut di wilayah Samudra Hindia. Keduanya saling menguatkan kondisi tersebut (keringnya wilayah Indonesia). Dan inilah yang perlu disampaikan perkembangannya,” kata dia.

Dia memerinci, berdasarkan data pengamatan suhu muka air laut di Samudra Pasifik, La Nina memang telah berakhir pada Februari 2023 lalu. Lebih lanjut, pada Maret-April 2023, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) berada pada fase netral.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement