REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Foto seorang wanita yang mengoleskan darah menstruasi ke wajah meramaikan lini masa Twitter. Ia meyakini itu merupakan salah satu cara agar wajah terlihat awet muda.
Akun @txtdarigajelas yang turut mengunggah foto wanita yang diketahui bernama Rista itu mendapat ragam komentar warganet. Tak sedikit yang mengaku bingung, bahkan memberikan cercaan.
Ada pula yang berkomentar dengan nada gurauan. Namun, ada juga yang menyebut jika beberapa orang memang melakukan hal serupa agar wajahnya terlihat mulus.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama darah mens dianggap sebagai rahasia kecantikan. Cara ini pernah menjadi tren kecantikan di TikTok pada 2022 lalu.
Akan tetapi, sejumlah ahli dermatologi memperingatkan bahaya dari tren kecantikan tersebut. Dokter kulit asal Amerika Serikat, Joyce Park menyarankan agar orang tidak melakukannya.
"Tolong, saya mohon, jangan gunakan darah menstruasi Anda sebagai masker wajah," kata dr Joyce yang turut memuat sebuah video terkait tren kecantikan tersebut.
Menurut dr Joyce, orang tidak dapat mengumpulkan darah itu dengan cara yang steril. Jadi, mungkin ada bakteri dan keringat serta hal-hal lain yang ada di dalam darah itu.
Singkatnya, tren ini sangat menjijikkan dan berpotensi berbahaya.
Mengambil darah menstruasi yang tidak steril untuk wajah dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang tidak menyenangkan. Bakteri, ragi, dan virus, semuanya, dapat berkumpul di rahim dan vagina, dan itu bisa menginfeksi kulit.
"Bagaimana Anda ingin mengetahui bahwa Anda memiliki infeksi menular seksual dengan bangun pada suatu pagi, konjungtivitis klamidia pasca-menstruasi atau wabah herpes di wajah Anda?" kata Blair Hayes, asisten dokter estetika bersertifikat, kepada E!News.
Mirip dengan trik feromon yang disebut "vabbing" atau mengoleskan keputihan di pergelangan tangan dan leher, mitos kecantikan ini juga tidak direkomendasikan. Tren ini sangat mirip dengan "vampire facial" yang pernah dipopulerkan oleh Kim Kardashian.
Namun, itu seharusnya dilakukan oleh seorang profesional terlatih yang biasanya melibatkan pengambilan botol darah klien, bukan darah menstruasi. Meskipun mengambil darah sendiri sangat berisiko atau memesan krim infus darah yang dipersonalisasi terlalu mahal, tetap saja darah haid bukan solusi terbaik.