REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Memasuki Juni 2022, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mengingatkan masyarakat di kawasan rawan terdampak kekeringan untuk mewaspadai dan mengantisipasi krisis air bersih.
Sebab pada saat musim kemarau tiba, masih ada sejumlah kecamatan di wilayah Kota Semarang yang sebagain warganya mengalami kesulitan dalam mengakses sumber air bersih bagi kebutuhan sehari-hari.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Semarang, Bambang Haryanto mengungkapkan, beberapa kecamatan yang jamak kesulitan mengakses air bersih pada saat musim kemarau ada di Kecamatan Banyumanik, Gunungpati, dan Mijen.
“Umumnya merupakan wilayah Kota Semarang kawasan atas, bukan kawasan Kota Semarang yang ada di pesisir atau dekat dengan garis pantai,” jelasnya di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (7/6).
Berdasarkan pengalaman pada musim kemarau sebelumnya, Juli, Agustus, hingga awal Oktober akan menjadi masa puncak dari musim kemarau yang terjadi di wilayah Kota Semarang.
Pada periode puncak musim kemarau ini, biasanya ketiga kecamatan di kawasan atas ini pasti ada yang terdampak hingga ada sebagian warga yang aksesnya terhadap air bersih akan sangat terbatas.
Terkait dengan upaya antisipasi, masih kata Bambang, BPBD telah menurunkan tim survei hingga ke wilayah kelurahan, khususnya di kawasan yang warganya rentan terdampak oleh krisis air bersih.
Seperti di Kelurahan Jabungan di wilayah Kecamatan Banyumanik, Kelurahan Sadeng di Kecamatan Gunungpati, serta Kelurahan Sukorejo di Kecamatan Mijen. “Wilayah kelurahan ini memang sering terdampak krisis air bersih,” ungkapnya.
Tim BPBD yang melakukan survei akan langsung berkoordinasi dengan posko induk penanggulangan bencana kekeringan seta pihak terkait seperti PDAM Kota Semarang apabila ada lingkungan yang membutuhkan dukungan akses air bersih.
Selain itu juga mengoordinasikan dengan pemangku lingkungan setempat untuk menyiapkan fasilitas di lokasi dropping air bersih. “Sehingga ketika dukungan air bersih tiba di lokasi sudah menyediakan tempat- tempat penampungan,” kata dia.
Untuk kapasitas air bersih yang disiapkan BPBD Kota Semarang dalam mengantisipasi dampak bencana kekeringan, jumlahnya tidak dibatasi dan berapa pun kebutuhannya akan semaksimal mungkin akan dipenuhi.
Terkait dengan kesulitan air bersih yang mulai dihadapi oleh sebagian warga di Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, Bambang menyampaikan belum ada permintaan dropping air bersih dari aparat kelurahan setempat.
“Sejauh ini belum ada permohonan atau permintaan air bersih dari Kelurahan Jabungan kepada BPBD Kota Semarang,” jelasnya.