Rabu 07 Jun 2023 16:57 WIB

Untuk Ke-62 Kalinya, Unkris Gelar Wisuda Ribuan Lulusan Program Sarjana

Wisuda Unkris ini diikuti 1.193 orang program sarjana, 219 magister, dan 6 doktor.

Ketua Senat Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Prof Gayus Lumbuun memberikan sambutan dalam acara wisuda Unkris, Rabu (7/6/2023).
Foto: unkris.
Ketua Senat Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Prof Gayus Lumbuun memberikan sambutan dalam acara wisuda Unkris, Rabu (7/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Krisnadwipayana (Unkris) menggelar wisuda bagi 1.418 lulusan program sarjana, program magister, dan program doktor di Sentul International Convention Center (SICC) pada Rabu (7/6/2023). Wisuda dengan tema “Membangun Riset dan Pengabdian Menuju Unkris yang Unggul” tersebut merupakan wisuda program sarjana ke-62, program magister ke-26, dan program doktor ke-10.

Prosesi wisuda tersebut diantar dengan orasi ilmiah Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang merupakan salah satu alumni Unkris program sarjana. Orasi ilmiah berjudul “Membangun Riset dan Pengabdian Menuju Unkris Unggul Melalui Penguatan Karakter Kebangsaan Indonesia dalam Tridarma Perguruan Tinggi” disampaikan Jend TNI Dudung melalui rekaman video.

Ikut hadir Ketua Senat Unkris Prof Gayus Lumbuun, Ketua Yayasan Unkris Amir Karyatin dan jajarannya, Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono dan jajarannya, serta Plt Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi  (LLDIKTI) Wilayah 3 Lukman, ST.

Ketua Senat Unkris Prof Gayus Lumbuun dalam sambutannya mengatakan, rasio penduduk Indonesia yang mencapai pendidikan tinggi baru sekitar 20 persen, sedangkan sepertiga dari penduduk Indonesia masih berpendidikan sekolah dasar (SD). Oleh karena itu, tidak mudah bagi Indonesia untuk naik peringkat menjadi negara maju.

Meski demikian, lanjut Prof Gayus, para wisudawan tidak perlu berkecil hati untuk menatap masa depan. “Kuatkanlah kepercayaan kalian dan teruslah optimis dalam menghadapi perkembangan dan dinamika kehidupan sosial kemasyarakatan,” katanya.

Menurut Prof Gayus, menghadapi perubahan dunia yang semakin cepat yang ditandai dengan revolusi industri 4.0 menuntut para sarjana semakin kreatif. Bukan tidak mungkin banyak pekerjaan yang biasa dilakukan oleh manusia, akan digantikan oleh teknologi mesin (robot) yang hasilnya lebih cepat dan lebih berkualitas. Diperkirakan setidaknya 5 juta orang akan kehilangan pekerjaan akibat otomasi. “Hal ini menuntut kita terus mengembangkan terobosan-terobosan baru atau kreatif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi,” tukasnya.

Prof Gayus mengingatkan revolusi industri 4.0 mendorong terjadinya disrupsi dalam berbagai bidang yang memberikan tantangan dan peluang, termasuk bagi generasi milenial. Saat ini dunia mengalami dua disrupsi yang luar biasa, yaitu bidang teknologi karena revolusi industri 4.0 dan gaya hidup karena adanya perubahan generasi yang menyebabkan perubahan gaya hidup, termasuk akibat atau dampak dari pandemi Covid-19.

Perubahan, sambung Prof Gayus, terjadi begitu cepat akibat disrupsi. Tren perkembangan teknologi juga telah bergeser sehingga perusahaan teknologi digital merajai ekosistem dan ekonomi dunia. Perubahan-perubahan tersebut sangat berdampak pada generasi milenial. “Di era ini semua orang terbuka peluang untuk menjadi pengusaha karena kemajuan teknologi. Peluang menjadi pengusaha ini penting karena lapangan pekerjaan menjadi semakin berkurang akibat kemajuan teknologi,”

Para lulusan perguruan tinggi, lanjut Prof Gayus, perlu melakukan perubahan paradigma berpikir. Apabila sebelum era digital untuk menjadi pemenang hanya perlu lebih efisien dan produktif, maka pada era sekarang perlu diperkuat dengan inovasi, kreativitas, serta enterpreneurship.

Lebih lanjut Prof Gayus juga meminta agar para lulusan Unkris untuk tetap menjadi manusia pembelajar. Kegiatan belajar tidak lagi berlangsung di ruang kelas, tetapi belajar dari ruang kerja yang nyata di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam era disrupsi saat ini, menurut Prof Gayus, para sarjana harus terus mengembangkan soft skill yang sangat strategis seperti kemampuan membangun jaringan (networking) dengan berbagai pihak, kemampuan penyesuaian diri untuk bekerja, dan berpikir interdisipliner. "Kebiasaan membagi data dan informasi sebab data dan informasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang memiliki peran yang sangat penting, baik dalam tugas-tugas di pemerintahan maupun di sektor swasta/usaha."

Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya, Kasad TNI Jenderal Dudung mengatakan bahwa wisuda merupakan suatu langkah awal untuk memasuki gerbang pengabdian yang baru dalam melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi, salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat luas. Karena itu, para wisudawan hendaknya menyiapkan diri dengan sebaik mungkin, berbekal ilmu pengetahuan, dan ketrampilan yang diperoleh dari Unkris.

“Bekal yang didapat selama Anda kuliah, dapat dikembangkan secara lebih maksimal agar memiliki nilai tambah, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi yang lebih penting lagi adalah mendorong kemajuan bangsa,” kata Kasad TNI ini.

Jenderal Dudung mengingatkan bahwa sebagai lulusan perguruan tinggi, alumni Unkris merupakan bagian dari generasi pemikir, di mana kelompok generasi ini menjadi pilar penting dan memiliki peranan besar dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa sedikit banyak ditentukan oleh pemikiran dan kontribusi aktif para cendekiawan yang digadang-gadang sebagai agen perubahan (agent of change).

Adapun Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono dalam sambutannya mengatakan, Unkris melalui Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) berusaha meningkatkan kegiatan penelitian bagi dosen-dosen sebagai upaya memacu para dosen untuk melakukan penelitian, tidak hanya dalam rangka meningkatkan kapasitas individual sebagai akademisi, tetapi juga membawa Unkris lebih melangkah ke depan.

“Di samping memberikan wawasan, pembekalan pemikiran dosen sebagai seorang peneliti, dengan harapan dosen-dosen Unkris dapat bersaing dalam kompetisi hibah penelitian. Unkris melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat juga telah melakukan berbagai kegiatan yang terintegrasi dengan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berbasis Indikator Kinerja Utama (IKU),” jelas Dr Ayub.

Lebih lanjut Rektor Unkris ini mendukung transformasi pendidikan tinggi sebagaimana dicanangkan Mendikbudristek. Unkris telah mengikuti fasilitasi rintisan kerja sama luar negeri LLDIKTI III ke Uzbekistan. Selain itu Unkris telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak baik antarperguruan tinggi, dunia usaha, dunia industri, instansi pemerintah, pemda, dan lembaga-lembaga lainnya.

Ketua Penyelenggara Wisuda Unkris, Dr Parbuntian Sinaga, mengatakan, wisuda kali ini diikuti 1.418 wisudawan yang terdiri atas 1.193 orang program sarjana, 219 orang program magister, dan 6 orang program doktor.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement