Rabu 07 Jun 2023 19:28 WIB

Imam Bukhari pun Cari Keberkahan dari Ziarah Makam Nabi Muhammad SAW  

Ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW mempunyai keutamaan tersendiri

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Umat muslim mengantre untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (4/5/2023). Raudhah dan makam Nabi Muhammad SAW yang berada di kawasan Masjid Nabawi tersebut menjadi salah satu tujuan umat Islam saat berkunjung ke Kota Madinah. Tempat tersebut menjadi area favorit para jamaah untuk melakukan amalan ibadah kepada Allah SWT yang diyakini menjadi tempat mustajab berdoa. Saat ini untuk masuk ke Raudhah diperlukan tasreh (izin masuk) yang dapat dapat diajukan secara mandiri melalui platform Nusuk, sebuah aplikasi yang disediakan Kerajaan Arab Saudi.
Foto: Republika/Prayogi
Umat muslim mengantre untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (4/5/2023). Raudhah dan makam Nabi Muhammad SAW yang berada di kawasan Masjid Nabawi tersebut menjadi salah satu tujuan umat Islam saat berkunjung ke Kota Madinah. Tempat tersebut menjadi area favorit para jamaah untuk melakukan amalan ibadah kepada Allah SWT yang diyakini menjadi tempat mustajab berdoa. Saat ini untuk masuk ke Raudhah diperlukan tasreh (izin masuk) yang dapat dapat diajukan secara mandiri melalui platform Nusuk, sebuah aplikasi yang disediakan Kerajaan Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banyak umat Islam yang memimpikan untuk tabarruk di makam Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah. Mereka berharap bisa mendapatkan keberkahan (tabarruk) dengan menziarahi makamnya Rasulullah SAW.

Saat masih muda, ahli hadits termasyhur, Imam bukhari juga pernah melakukan tabarruk ke makam Nabi Muhammad SAW. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam kitab Fath al-Bari yang disusun Imam Bukhari:

Baca Juga

قَالَ فَلَمَّا طَعِنْتُ فِي ثَمَانِيَ عَشَرَةَ وَصَنَّفْتُ كِتَابَ قَضَايَا الصَّحَاببَةِ وَالتَّابِعِيْنَ ثُمَّ صَنَّفْتُ التَّارِيْخَ فِي الْمَدِيْنَةِ عِنْدَ قَبْرِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكُنْتُ أَكْتُبُهُ فِي اللَّيَالِي الْمُقْمِرَةِ (فتح الباري - ابن حجر - ج 1 / ص 478)

“Ketika saya (al-Bukhari) menginjak usia 18 tahun, saya mengarang kitab himpunan nama sahabat dan tabiin. Kemudian saya mengarang kitab ‘Tarikh’ di Madinah, di dekat makam Nabi SAW, dan saya menulisnya di malam-malam purnama.” (Fath al-Bari 1/478).

Pentashih kitab at-Tarikh al-Kabir, Abu al-Wafa’ al-Afghani menyatakan:  

قُلْتُ فَهَذَا مِنْ بَرَكَاتِ جِوَارِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ حَيْثُ عَمَّ نَفْعُهُ. (التاريخ الكبير - ج 6 / ص 549)

“Saya (Abu al-Wafa’ al-Afghani) katakan: Ini (kitab Tarikh Bukhari) adalah berkah berada di dekat Nabi SAW, yang manfaat kitabnya telah merata.” (pentashih kitab at-Tarikh al-Kabir).

Maka, berdoa, tabarruk dan berziarah ke makam para ulama atau wali dianjurkan dalam Islam.  Apalagi, ada sebuah riwayat yang menerangkan bahwa Nabi SAW juga mengangkat tangannya saat berada di Kompleks Makam Baqi’, Madinah.

ثُمَّ انْطَلَقْتُ عَلَى إِثْرِهِ حَتَّى جَاءَ الْبَقِيعَ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

Artinya: “Saya (Aisyah) berjalan di belakang Nabi, hingga Nabi sampai di makam Baqi’, lalu berdiri lama, kemudian mengangkat kedua tangannya, sebanyak tiga kali.” (HR Muslim).

Makam paman Nabi SAW, Sayyidina Hamzah juga banyak diziarahi umat Islam. Hal ini didasarkan pada keterangan berikut:

اُسْتُشْهِدَ حَمْزَةُ يَوْمَ أُحُدٍ فِى نِصْفِ شَوَّالٍ مِنَ السَّنَةِ الثَّالِثَةِ مِنَ الْهِجْرَةةِ بَعْدَ أَنْ قَتَلَ أَحَدًا وَثَلاَثِيْنَ مِنَ الْكُفَّارِ، وَدُفِنَ عِنْدَ أُحُدٍ فِى مَوْضِعِهِ، وَقَبْرُهُ مَشْهُوْرٌ يُزَارُ وَيُتَبَرَّكُ بِهِ (تهذيب الأسماء - ج 1 / ص 227)

“Hamzah meninggal secara syahid di perang Uhud di pertengahan Syawal tahun ke tiga Hijriyah, setelah membunuh 31 orang kafir. Makamnya popular, diziarahi dan dicari berkahnya.” (Imam an-Nawawi, Tahdzib al-Asma’ 1/227).   

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement