Rabu 07 Jun 2023 19:29 WIB

Rusia Yakin Barat Sengaja Kaburkan Pelaku Peledakan Nord Stream

Kremlin menyatakan dunia mesti tahu siapa sebenarnya yang menyabotase Nord Stream.

 Dalam gambar yang disediakan oleh Penjaga Pantai Swedia ini, kebocoran gas di Laut Baltik dari Nord Stream difoto dari pesawat Penjaga Pantai pada hari Rabu, 27 September 2022. Kebocoran keempat pada jaringan pipa Nord Stream telah dilaporkan di Swedia selatan. Sebelumnya, tiga kebocoran telah dilaporkan pada dua pipa bawah laut yang mengalir dari Rusia ke Jerman.
Foto: Penjaga Pantai Swedia melalui AP
Dalam gambar yang disediakan oleh Penjaga Pantai Swedia ini, kebocoran gas di Laut Baltik dari Nord Stream difoto dari pesawat Penjaga Pantai pada hari Rabu, 27 September 2022. Kebocoran keempat pada jaringan pipa Nord Stream telah dilaporkan di Swedia selatan. Sebelumnya, tiga kebocoran telah dilaporkan pada dua pipa bawah laut yang mengalir dari Rusia ke Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Rusia tak sepenuhnya percaya dengan informasi yang disampaikan Barat mengenai pelaku peledakan pipa jaringan gas alam, Nord Stream. Termasuk yang terbaru bocoran informasi intelijen mengenai siapa sebenarnya di balik ledakan itu. 

Kedubes Rusia di AS menyatakan, laporan yang mengungkap AS tahu rencana Ukraina menyerang Nord Stream, merupakan upaya terkoordinasi Barat untuk mengecoh dunia mengenai kebenaran terkait ledakan Nord Stream. 

‘’Kampanye terkoordinasi Barat yang dipimpin AS, bertujuan membuat bingung komunitas internasional,’’ kata diplomat Rusia, Andrey Ledenev dalam pernyataan yang diunggah di saluran perpesanan, Telegram Kedubes Rusia, Rabu (7/6/2023).

Sehari sebelumnya, Washington Post mengutip bocoran informasi yang diunggah daring menyatakan, Juni tahun lalu, CIA mencermati informasi melalui badan mata-mata Eropa, bahwa pasukan operasi khusus Ukraina beranggotan enam orang hendak meledakkan Nord Stream. 

‘’Alasan menyebarkan teori dan berbagai versi pandangan, didukung data rahasia komunitas intelijen lokal, untuk melahirkan banalitas,’’kata Ledenev. Sejumlah ledakan di bawah laut terjadi pada Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 yang baru dibangun pada 2022. 

Jaringan pipa gas alam ini menghubungkan Rusia dan Jerman melewati Laut Baltik. Ledakan ini terjadi di zona ekonomi Swedia dan Denmark. Dua negara ini menyatakan ledakan itu disengaja tetapi belum menyimpulkan siapa pelakunya. 

Februari lalu, Kremlin menyatakan dunia mesti tahu siapa sebenarnya yang menyabotase Nord Stream dan pelakunya harus dihukum. Ini disampaikan setelah jurnalis investigasi AS menyatakan penyelam AS meledakan Nord Stream atas sepengetahuan Gedung Putih. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement