REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas udara di negara bagian New England mungkin tidak sehat bagi jutaan orang Amerika Serikat saat ini, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis. Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) menyebut kasus kebakaran hutan Kanada di Quebec dan Ontario utara menjadi penyebabnya.
"Wilayah yang diperkirakan melebihi batas standar kualitas udara untuk konsentrasi tingkat polusi partikel 24 jam pada 6 Juni adalah Connecticut, Massachusetts, New Hampshire (bagian tengah, selatan dan barat negara bagian), Rhode Island, dan Vermont," kata EPA, dilansir Fox News Digital, Rabu (7/6/2023).
Menurut organisasi nirlaba Kanada yang misinya adalah pencegahan kebakaran, SOPFEU, provinsi Quebec mengalami 387 kebakaran hutan tahun ini. Kejadiannya hampir dua kali lipat rata-rata selama 10 tahun yang hanya 197.
Gambar satelit menunjukkan asap beracun melayang di udara dari Chicago dan Indianapolis ke Cincinnati dan Wisconsin. Ini menunjukkan orang menghirup udara berbahaya dari Wisconsin ke Virginia Barat pada Ahad (4/6/2023) waktu setempat.
Pada Selasa (6/6/2023), orang-orang di Timur Laut, termasuk di wilayah New York dan New York City, menghirup udara yang "tidak sehat" karena wilayah itu diselimuti asap dari kebakaran hutan Kanada. Hal itu memicu peringatan kualitas udara untuk negara yang memiliki julukan Big Apple dan sebagian besar Timur Laut.
Pejabat setempat telah menyarankan warga New York untuk membatasi aktivitas yang berat di luar ruangan. Pemerintah menyerukan orang-orang yang mengalami kesulitan bernapas untuk tetap berada di dalam rumah.
Asap di New England mungkin hanya beberapa hari, tetapi lokasinya dapat berubah-ubah. EPA merekomendasikan agar orang tetap memantau Indeks Kualitas Udara (AQI) EPA New England untuk mengetahui kondisi kualitas udara terkini.
"Kebakaran hutan yang lebih besar dan lebih intens menciptakan potensi produksi asap yang lebih besar dan paparan kronis di AS, khususnya di Barat. Kebakaran hutan meningkatkan polusi udara di sekitarnya dan dapat memengaruhi kualitas udara regional,” ujar EPA.
Pakar paru-paru menjelaskan asap dari kebakaran hutan berbahaya bagi kesehatan dan memberikan beberapa tip bermanfaat agar tetap aman saat berada di sekitarnya. Menurut American Lung Association, polusi partikel adalah campuran partikel padat dan cair yang sangat kecil di udara yang dihirup orang setiap hari.
Penelitian sebelumnya, yang meneliti kualitas udara di 545 daerah di AS antara 2000 hingga 2007, menemukan bahwa orang (terutama wanita dan orang yang tinggal di daerah perkotaan dan padat penduduk) meningkatkan harapan hidup mereka rata-rata sekitar empat bulan karena udara yang lebih bersih. Partikel-partikel ini sering kali terlalu kecil untuk dilihat, tetapi udara menjadi buram ketika levelnya tinggi.
Para ilmuwan mengklasifikasikan partikel sebagai kasar, halus, dan sangat halus, tergantung pada ukurannya. Partikel kasar berdiameter antara 2,5 mikron hingga 10 mikron, partikel halus berdiameter 2,5 mikron atau lebih kecil, dan partikel ultrahalus berdiameter lebih kecil dari 0,1 mikron.
"Asap api menghasilkan partikel yang sangat kecil (PM) - 2,5 mikron dan lebih kecil - yang dapat menyebar jauh ke dalam paru-paru," kata spesialis paru dan salah satu pemilik Pacific Coast Critical Care Grup di California selatan, Baljinder S Sidhu.
Penelitian terbaru menemukan bahwa partikel halus, khususnya dari asap api, mungkin lebih beracun bagi manusia, hingga 10 kali lebih berbahaya bagi kesehatan manusia daripada partikel halus dari sumber lain. EPA menjelaskan efek asap dari kebakaran hutan dapat berkisar dari iritasi mata dan saluran pernapasan hingga gangguan yang lebih serius, termasuk penurunan fungsi paru-paru, bronkitis, eksaserbasi asma, dan gagal jantung, serta kematian dini.
"Anak-anak, ibu hamil, dan orang tua sangat rentan terhadap paparan asap rokok. Emisi dari kebakaran hutan diketahui menyebabkan peningkatan kunjungan ke rumah sakit dan klinik oleh mereka yang terpapar asap," ujar EPA.