REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan Program Padat Karya Tunai pada tahun depan menyerap 308 ribu tenaga kerja.
"Pelaksanaan kegiatan dengan pola Padat Karya tahun 2024 tetap dialokasikan anggarannya dengan perkiraan penyerapan tenaga kerja 308 ribu orang," ujar Basuki di Jakarta, Rabu (7/6/2023).
Basuki mengatakan, adapun rincian target penyerapan tenaga kerja melalui Padat Karya bidang Sumber Daya Air sebanyak 150 ribu orang. Kemudian target penyerapan tenaga kerja Padat Karya bidang Jalan dan Jembatan sebanyak 20 ribu orang, Padat Karya bidang permukiman 47 ribu orang, dan Padat Karya bidang perumahan ditargetkan dapat menyerap 91.744 tenaga kerja.
Kementerian PUPR mencatat realisasi anggaran program Padat Karya 2023 hingga 4 Juni sebesar Rp5,04 triliun atau 33,44 persen dari total anggaran Rp 15,07 triliun.
Adapun rinciannya untuk bidang Sumber Daya Air dengan progres sebesar Rp 1,46 Triliun atau 29,2 persen dari pagu sebesar Rp 5 triliun. Kemudian bidang Bina Marga dengan progres sebesar Rp 710 miliar atau 15,06 persen dari pagu sebesar Rp 4,78 triliun.
Lalu realisasi Padat Karya 2023 bidang Cipta Karya dengan progres sebesar Rp 880 miliar atau 43,60 persen dari pagu sebesar Rp2,11 triliun, dan realisasi Padat Karya bidang Perumahan dengan progres sebesar Rp 1,92 triliun atau 61,32 persen dari pagu sebesar Rp 3,18 triliun.
Sedangkan realisasi penyerapan tenaga kerja Padat Karya pada tahun ini mencapai 141 ribu orang atau 19,84 persen dari target 713 ribu tenaga kerja.
Program Padat Karya Kementerian PUPR dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi.
Selain untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat, Padat Karya juga bertujuan mendistribusikan dana hingga ke desa/ pelosok.