BOYANESIA -- Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam di Indonesia yang didirikan pada 1912 oleh KH Ahmad Dahlan. Organisasi ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam hal hierarki keagamaan dibandingkan dengan organisasi-organisasi Islam lainnya di Indonesia, seperti Nahdlatul Ulama (NU).
Dalam tradisi NU, gelar "Habib" sering digunakan untuk menghormati keturunan Rasulullah SAW. Gelar ini sering diberikan kepada individu-individu yang memiliki garis keturunan langsung dari Rasulullah atau dari keluarganya yang terhormat, seperti Sayyid atau Syarif.
Namun, Muhammadiyah tidak menganut tradisi penggunaan gelar Habib. Organisasi ini memiliki pendekatan yang lebih egaliter dalam Islam dan menekankan pada ajaran Islam yang lebih universal. Oleh karena itu, mereka tidak menggunakan gelar-gelar yang berhubungan dengan keturunan atau kedudukan keluarga Nabi Muhammad SAW.
Tidak adanya habib di lingkungan organisasi ini karena sejak dulu di Muhammadiyah tidak mengultuskan orang, baik yang sudah meninggal maupun yang masih hidup. Bahkan, sekaliber pendirinya, KH Ahmad Dahlan tidak dikultuskan dengan memberikan gelar-gelar berlebihan.
Masalah “Muhammadiyah yang tidak ada Habib” ini juga pernah diobrolin di podcast “Berbeda Tapi Bersama” oleh kader Muhammadiyah Yusril Fahriza bersama Habib Ja'far. Yusril bahkan mengaku baru mengenal konsep habib setelah keluar dari pesantren Muhammadiyah.
“Ini jujur bib ya jujur ya, aku itu bahkan mengenal konsep habib dab habaib itu setelah keluar dari pesantren,” kata Yusril kepada Habib Ja’far.
Lalu benarkah di Muhammadiyah tidak ada habib?
Baca terus di halaman selanjutnya......
Sebenarnya tidak dibenarkan juga jika dikatakan Muhammadiyah tidak ada habib. Karena, pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan ternyata nasabnya juga bersambung kepada Rasulullah SAW. Meskipun, Kiai Ahmad Dahlan tidak memiliki ciri fisik orang Arab.
Salah satu dai populer di Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya pernah menyampaikan bahwa dua pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, KH Hasyim Asy'ari (pendiri NU) dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) nasabnya sampai kepada Rasulullah.
"Tidak banyak orang tahu bahwa dua orang ini merupakan keturunan Rasulullah Muhammad SAW," ucap Ustadz Adi Hidayat.
Nasab KH Ahmad Dahlan hingga ke Rasulullah, yaitu: KH Ahmad Dahlan bin KH Abu Bakar bin Kiai Ilyas bin Ki Demang Juru Kapindo bin Ki Demang Juru Sapisan bin Ki Ageng Gribig bin Raden Ainul Yaqin (Sunan Giri) bin Maulana Ishaq bin bin Sayyid Syaikh Jumadil Qubro atau Jamaluddin Akbar Al-Khan bin Sayyidina Muhammad Al Baqir bin Sayyidina ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Al-Imam Sayyidina Hussain bin Al-Husain putera Ali bin Abu Tholib dan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad Fatimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad SAW.
Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, mungkin lebih tepatnya jika dikatakan bahwa Muhammadiyah bukan tidak memiliki habib, tapi tidak ada pemanggilan gelar habib. Karena, konsep tentang gelar habib ini memang tidak diperkenalkan di Muhammadiyah.
Penting juga untuk dicatat bahwa tidak adanya penggunaan gelar habib dalam Muhammadiyah bukan berarti mereka tidak menghormati keturunan Nabi Muhammad SAW atau tidak menghargai ajaran-ajarannya. Muhammadiyah tetap menghormati dan mengikuti ajaran Islam, tetapi dengan pendekatan yang berbeda dalam konteks sosial dan kelembagaan.
Allahua’lam, hanya Allah yang tahu.