Kamis 08 Jun 2023 09:30 WIB

Ratusan Mahasiswa Bahasa Indonesia UMM Lulus tanpa Skripsi, Kok Bisa?

Mereka menyelesaikan tugas akhir dengan tepat dan cepat.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UMM.
Foto: Dokumen
Kampus UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ratusan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dilaporkan lulus tanpa skripsi. Hal ini dapat terjadi berkat keahlian yang mereka dapatkan melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Kepala Program Studi PBSI, Arif Setiawan, mengungkapkan terdapat tiga program yang diberikan kepada mahasiswa. "Mulai dari pertukaran mahasiswa, magang, hingga menjadi asisten mengajar di sekolah,” kata Arif.

Pada pertukaran mahasiswa, Arif menyebutkan, mahasiswa boleh memilih universitas manapun. Ini menjadi peluang mereka untuk merasakan iklim kampus yang berbeda, dengan tantangan dan pengalaman yang istimewa.

Sementara itu, untuk magang karena konsepnya di luar keguruan, PBSI UMM telah bekerja sama dengan instansi, lembaga, atau perusahaan yang masih berhubungan dengan jurusan. Termasuk di dalamnya dengan industri penerbitan.

Menurut Arif, magang itu konsepnya di luar keguruan sehingga mahasiswa diajarkan tentang kewirausahaan salah satunya melalui Center of Excellence (CoE) Entrepreneur Perbukuan yang bekerja sama dengan perusahaan penerbitan. Sementara itu, asisten mengajar lebih fokus untuk menguatkan profil utama lulusan sebagai guru.

Ia juga menilai, implementasi program MBKM ini sangat membantu mahasiswa. Selain mendapatkan ilmu dan pengalaman di luar kampus, mereka juga bisa menyelesaikan tugas akhir dengan tepat dan cepat.

Peluang-peluang MBKM yang disediakan oleh Prodi PBSI ini juga memberikan kesempatan mahasiswa untuk membuat luaran atau laporan. Data-data tersebut bisa dijadikan sebagai tugas akhir sehingga bisa lulus tanpa skripsi karena sudah diekuivalensi.

"Seperti halnya magang di penerbitan, di mana mereka menyusun buku bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum merdeka,” katanya.

Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dijadikan scriptprenuer yang diarahkan ke penelitian pengembangan. Untuk asisten mengajar, bisa mengumpulkan data sebanyak mungkin terkait studi kasusnya.

Dari studi kasus tersebut, hasilnya dapat dijadikan untuk menulis artikel dan dipublikasikan ke jurnal Sinta 3. Pada intinya, kata dia, mahasiswa yang mengikuti program MBKM ini bisa dipastikan siap untuk mengikuti ujian akhir.

Selain mengikuti magang, mereka dituntut mampu menyuguhkan data untuk studi kasus atau pengembangan. "Dengan berjalannya MBKM ini, ratusan mahasiswa PBSI mampu lulus tanpa skripsi dalam kurun waktu satu tahun,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement