Kamis 08 Jun 2023 10:54 WIB

Hati-Hati, Algoritma Instagram Justru Permudah Pedofil Cari Korban

Instagram menghubungkan para paedofil dan memandu mereka ke penjual konten.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Algoritma rekomendasi Instagram telah memungkinkan jaringan paedofil luas yang mencari konten dan aktivitas seksual di bawah umur./ilustrasi
Foto: Phone Arena
Algoritma rekomendasi Instagram telah memungkinkan jaringan paedofil luas yang mencari konten dan aktivitas seksual di bawah umur./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Wall Street Journal bekerja sama dengan para peneliti di Stanford dan University of Massachusetts Amherst melakukan penyelidikan terhadap pornografi anak di Instagram.

Menurut paparan Journal, algoritma rekomendasi Instagram telah memungkinkan jaringan paedofil luas yang mencari konten dan aktivitas seksual di bawah umur. “Instagram menghubungkan para paedofil dan memandu mereka ke penjual konten melalui sistem rekomendasi dalam menghubungkan mereka yang memiliki minat khusus,” kata Journal.

Baca Juga

Juru bicara Meta mengeklaim, perusahaan telah membentuk satuan tugas untuk menyelidiki tuduhan ini dan segera mengatasinya. Meta memang mengaku menerima laporan pelecehan seksual anak dan gagal menindaklanjutinya.

Namun, perusahaan menyebut itu merupakan kesalahan perangkat lunak yang saat ini telah diperbaiki. “Kami memberikan panduan terbaru untuk peninjau konten kami agar lebih mudah mengidentifikasi dan menghapus akun predator,” kata perwakilan Meta.

Berdasarkan data Meta, antara tahun 2020 dan 2022, tim penegakan kebijakan membongkar 27 jaringan kasar. Lalu pada Januari 2023, tim menonaktifkan lebih dari 490 ribu akun karena melanggar kebijakan keselamatan anak.

Pada kuartal keempat tahun 2022, Meta menghapus lebih dari 34 juta keping konten eksploitasi seksual anak dari Facebook dan Instagram, lebih dari 98 persen terdeteksi sebelum dilaporkan oleh pengguna.

Di sisi lain, laporan Journal menyebut rintangan teknis dan hukum membuat penentuan skala penuh jaringan pedofil di Instagram sulit diukur dengan tepat oleh siapa pun di luar Meta. Laporan itu mengutip identifikasi tim peneliti Stanford Internet Observatory terhadap 405 penjual materi seks anak yang dihasilkan sendiri oleh para peneliti menggunakan tagar yang terkait dengan seks di bawah umur.

Laporan Journal juga mengutip data yang dikumpulkan melalui perangkat lunak pemetaan jaringan Maltego, yang menemukan 112 dari akun tersebut secara kolektif memiliki 22 ribu pengikut. Selain itu, laporan juga mencatat akun Instagram yang menawarkan menjual materi seks terlarang umumnya tidak memublikasikannya secara terbuka dan akun sering ditautkan ke situs perdagangan konten di luar platform.

Dilansir Variety, Kamis (8/6/2023), para peneliti menemukan Instagram memungkinkan orang untuk mencari tagar bermuatan pornografi seperti #pedowhore dan #preteensex, lalu menghubungkan mereka ke akun yang menggunakan istilah tersebut untuk mengiklankan materi seks anak untuk dijual.

Akun percobaan yang dibuat oleh peneliti segera diperlihatkan dengan rekomendasi disarankan untuk Anda dari penjual dan pembeli konten seks anak dan akun yang terhubung ke situs perdagangan konten di luar platform. Sejumlah akun juga mengundang pembeli untuk melakukan tindakan tertentu dengan beberapa menu yang mencantumkan harga untuk video anak-anak. “Dengan harga yang tepat, anak-anak tersedia untuk bertemu secara langsung," lapor Journal.

Di antara platform internet lainnya, Snapchat dan TikTok tampaknya tidak memfasilitasi jaringan paedofil yang mencari konten pelecehan anak seperti yang dilakukan Instagram. Di Twitter, tim Observatorium Internet Stanford mengidentifikasi 128 akun yang menawarkan menjual konten pelecehan seks anak. Twitter tidak merekomendasikan akun semacam itu seperti halnya Instagram dan Twitter juga menghapus akun bermasalah itu lebih cepat. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement