Kamis 08 Jun 2023 12:58 WIB

Jamaah Haji Perlu Mengkaji Perjalanan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad meneruskan tradisi kurban warisan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi jamaah haji bertawaf mengikuti sunnah Nabi Muhammad.
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Ilustrasi jamaah haji bertawaf mengikuti sunnah Nabi Muhammad.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji Indonesia sebagian sudah sampai di Makkah, tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jamaah haji diingatkan perlunya mengkaji perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW khususnya di Makkah untuk diambil pelajaran darinya.

Nabi Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya tauhid kepada penduduk Makkah. Pengertian sederhananya, tauhid adalah mengesakan Allah SWT atau beriman kepada nama-nama Allah SWT dan sifat-sifat-Nya.  

Baca Juga

"Jadi sebaiknya kita (jamaah haji) perlu mengkaji perjalanan Nabi Muhammad SAW, khususnya ketika Rasulullah SAW berada di Makkah, Nabi Muhammad SAW menekankan betul terkait tauhid," kata Konsultan Ibadah Haji di Daerah Kerja (Daker) Makkah, Ustaz Mohammad Adnan kepada Republika di Makkah, Kamis (8/6/2023).

Ustaz Adnan menceritakan bahwa tantangan yang dihadapi Nabi Muhammad SAW sangat berat. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa seorang Mukmin harus bergantung hanya kepada Allah Yang Memiliki Ka'bah, Baitullah.  

Jamaah haji Indonesia sekarang sedang melakukan ibadah rukun Islam yang kelima yakni berhaji. Ibadah ini mengandung bahwa hidup tidak hanya sebatas mengumpulkan materi dunia, tapi harus juga memiliki tujuan akhir yakni Allah SWT. Salah satu caranya dengan bersyukur dan memuji Allah SWT dengan melaksanakan ibadah haji.

"Ibadah haji adalah gabungan dari ibadah yang bersifat jasmani dan materi, sehingga boleh dibilang ibadah haji ibadah pamungkas karena letak urutannya nomor lima," ujar Ustaz Adnan.  

Ustaz Adnan mengingatkan jamaah haji Indonesia terkait pentingnya mengkaji perjalanan hidup para Nabi saat melakukan proses ibadah haji. Khususnya perjalanan Nabi Ibrahim Alaihissalam sampai Nabi Muhammad SAW. Sehingga jamaah haji bisa mengambil manfaat dari perjalanan para Nabi.

Dijelaskan dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umroh yang dikeluarkan Kementerian Agama tahun 2020. Haji secara bahasa berarti al-qashd, artinya sengaja atau sadar. Ada juga yang mengatakan haji adalah al-‘aud, artinya kembali dan at-tikrar atau berulang kali.

Berdasarkan pengertian haji, bisa dipahami bahwa pelajaran penting dari ibadah haji adalah mengajak manusia untuk selalu sadar bahwa ia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya (tauhid). Kesadaran ini harus terus ada dalam sanubari seorang manusia agar ia berhasil menggapai kebahagiaan hakiki.

Haji juga mengajarkan manusia tentang kesadaran terus-menerus untuk kembali kepada Allah SWT. Mengapa kesadaran kembali ini perlu terus digelorakan? Karena kehidupan dunia itu melenakan dan menggiurkan. Manusia bisa lupa bahwa ia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.

Haji mengajak semua umat manusia agar ingat tentang kesadaran inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, sesungguhnya kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. (QS Al- Baqarah: 156)

Kesadaran berasal dari Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya akan mengantarkan manusia kepada kesucian hakiki. Karena itu, orang yang berhaji secara serius dan total akan kembali layaknya bayi yang baru lahir dari rahim ibunya, sebab ia sadar betul akan status kehambaannya di hadapan Allah SWT.

Hal ini sejalan dengan perjuangan Nabi Muhammad SAW di Makkah yang menekankan pentingnya tauhid kepada penduduk Makkah. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement