Kamis 08 Jun 2023 13:07 WIB

Kereta Cepat Terancam Molor, DPR: Jangan Dipaksakan Kalau Belum Siap

KCIC diminta berhati-hati dalam memastikan sarana dan prasarana kereta cepat.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Rangkaian kereta inspeksi atau comprehensive inspection train (CIT) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) melaju saat menjalani uji coba di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/2/2023). PT KCIC melakukan uji fungsi (testing and commissioning) dengan meningkatkan secara bertahap laju perjalanan CIT KCJB dari sebelumnya rata-rata 60 kilometer per jam menjadi 180 kilometer per jam.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Rangkaian kereta inspeksi atau comprehensive inspection train (CIT) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) melaju saat menjalani uji coba di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/2/2023). PT KCIC melakukan uji fungsi (testing and commissioning) dengan meningkatkan secara bertahap laju perjalanan CIT KCJB dari sebelumnya rata-rata 60 kilometer per jam menjadi 180 kilometer per jam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi PKS, Amin AK, menyebut langkah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang belum mengeluarkan sertifikat kelayakan bagi Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) untuk beroperasi secara penuh sudah tepat. Sebaliknya, kata Amin, PT  KCIC sebagai pelaksana proyek KCJB seharusnya fokus pada penyelesaian berbagai sarana dan prasarana agar benar-benar layak beroperasi.

"Keselamatan, kenyamanan, dan keamanan penumpang merupakan faktor utama dalam layanan transportasi publik, termasuk layanan KCJB. Kelayakan beroperasi angkutan transportasi, terlebih transportasi publik semestinya diuji secara ketat," ujar Amin saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Baca Juga

Menurut Amin, KCIC sebaiknya berkaca pada beberapa insiden kecelakaan kereta cepat pada 18 Desember yahg saat uji coba gerbong kereta cepat keluar dari jalur lintasan. Amin meminta peristiwa ini harus membuat KCIC bersikap lebih hati-hati dengan memastikan semua sarana dan prasarana memang siap digunakan. 

Kejadian tersebut memicu perbincangan warganet di media sosial yang meragukan standar keamanan dan keselamatan kereta supercepat ini. KCIC, Amin melanjutkan, juga harus belajar dari kecelakaan di beberapa negara, seperti kereta cepat di Belanda yang tergelincir dan menabrak sebuah peralatan konstruksi berat pada April 2022 yang menyebabkan satu korban tewas dan 30 lainnya luka-luka. 

"Sebelumnya, kereta yang sedang dalam perjalanan menuju provinsi Guangdong, China, tergelincir setelah menabrak puing-puing yang jatuh ke rel di dekat terowongan pada Juni 2022," ujar Amin. 

Amin menegaskan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan penumpang ini merupakan faktor utama. Amin tak ingin faktor penting ini diabaikan demi mengejar target tertentu.

"Saya tidak menepis kekhawatiran KCIC terkait hilangnya potensi pendapatan jika operasional kereta cepat ditunda kembali. Demikian juga risiko bunga utang yang makin membesar karena terjadi penambahan waktu pengerjaan. Akan tetapi, jangan kemudian memaksakan diri jika memang belum siap," kata Amin.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement