Kamis 08 Jun 2023 14:41 WIB

Jamaah Haji Terharu Melihat Ka'bah Teringat Bapak dan Mama

Ka'bah merupakan kiblat umat Islam.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Jamaah haji asal Nabire Provinsi Papua Tengah, Abdurrahman dan Sahabbudin di depan hotel Mina View, Kamis (8/6/2023).
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Jamaah haji asal Nabire Provinsi Papua Tengah, Abdurrahman dan Sahabbudin di depan hotel Mina View, Kamis (8/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Abdurrahman (38 tahun) dan Sahabuddin (45) sedang duduk di depan hotel Mina View dan masih mengenakan baju ihram usai melaksanakan umroh wajib di Masjidil Haram, Makkah. Keduanya sedang duduk termenung seperti sedang merenungkan sesuatu.

Di mata Abdurrahman masih nampak bekas air mata. Dia mengaku tidak mampu menahan air mata saat pertama kali melihat Ka'bah di Tanah Suci Makkah. Begitu pula rombongannya, hampir semuanya tidak mampu menahan tangis haru dan syukur setelah belasan tahun menanti bisa sampai ke depan Ka'bah.

Baca Juga

"Senang sekali, tidak menyangka bisa melihat Ka'bah dalam hati melayang-layang seolah olah kita tidak percaya, biasanya hanya melihat Ka'bah hanya di gambar sekarang melihat langsung setelah penantian panjang 11 tahun," kata Abdurrahman saat ditemui Republika di depan hotel Mina View, Makkah, Kamis (8/6/2023)

Jamaah haji asal Kabupaten Nabire di Papua Tengah ini menceritakan bahwa teman-teman satu rombongannya saat melakukan tawaf dan melihat Ka'bah juga sama-sama menangis haru.

Namun, ada hal yang membuat Abdurrahman semakin terharu karena teringat orang tua di kampung halaman. Lantas dia berdoa agar orang tuanya diberikan kesehatan dan menjadi tamu Allah SWT di Makkah suatu saat nanti.

"Begitu melihat Kabah yang pertama diingat orang tua saya , bapak dan mama sudah tua tapi sudah berdoa agar bapak dan mama bisa ke Tanah Suci, bapak dan mama sudah daftar haji," ujar Abdurrahman sambil menyeka kembali air matanya yang keluar lagi saat teringat orang tuanya di kampung halaman.

Sahabuddin mengaku memiliki pengalaman yang sama dengan Abdurrahman. Dia juga tidak mampu menahan tangis haru yang bercampur rasa syukur di depan Ka'bah. Matanya masih memerah bekas air mata pagi tadi saat tawah di Masjidil Haram. 

Abdurrahman dan Sahabuddin juga mengapresiasi layanan petugas haji Indonesia. Mereka mengaku nyaman dengan hotel yang mereka tempati di Makkah.

Mereka menyampaikan bahwa tawaf dan sai baru awal dari ibadah haji. Puncaknya nanti saat wukuf jadi harus tetap khusyuk dan semangat melaksanakan proses ibadah haji.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement