REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Sekitar 600 kilometer persegi wilayah Kherson di Ukraina selatan terendam air pada Kamis (8/6/2023). Kondisi ini setelah penghancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka.
Gubernur Kherson Oleksandr Prokudin mengatakan, 68 persen wilayah banjir berada di tepi kiri Sungai Dnipro yang diduduki Rusia. "Tingkat rata-rata banjir di wilayah Kherson pada Kamis pagi adalah 5,61 meter," katanya.
"Kami sudah bekerja. Kami akan membantu semua orang yang mengalami kesulitan," kata Prokudin dalam pernyataan video tentang banjir akibat jebolnya bendungan yang berjarak sekitar 60 km ke hulu dari Kherson.
Prokudin mengatakan, hampir 2.000 orang telah meninggalkan wilayah banjir pada Kamis pagi. "Terlepas dari bahaya yang sangat besar dan penembakan Rusia yang terus-menerus, evakuasi dari zona banjir terus berlanjut," kata Prokudin.
Rusia yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022 dan Ukraina saling menyalahkan atas penghancuran bendungan yang diduduki Rusia tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam pidato video pada Rabu (7/6/2023) malam, tidak mungkin untuk memprediksi berapa banyak orang yang akan meninggal di daerah yang diduduki Rusia akibat banjir.
Zelenskyy juga mengunjungi Kherson pada Kamis. Dia mengaku akan membantu mengevakuasi warga sipil dan memberikan kebutuhan lainnya, termasuk mencoba menghentikan kerusakan lingkungan yang luas. Pemimpin Ukraina itu juga mengangkat prospek alokasi dana untuk membantu mengkompensasi penduduk dan bisnis yang tergusur dari rumah dan kantor akibat banjir.