REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaya hidup Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam begitu sederhana, begitu jauh dengan keadaan sebagian banyak orang saat ini yang nampak berlebihan. Beliau tak banyak makan dan senantiasa mendekatkan diri kepada Rabb, Sang Pencipta.
Dikutip dari buku Nabi Islam Muhammad SAW oleh Islamic Sciences and Research Academy of Australia, Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bukan orang yang menghambur-hamburkan harta, juga bukan seorang yang pelit. Ia adalah seorang yang rendah hati, sederhana dan tengah-tengah dalam urusan hidupnya.
Apabila beliau makan, dia makan secukupnya, tidak makan banyak. Ia pun tidak pernah mencela makanan sekalipun. Tidak pernah kenyang selama dua hari berturut-turut hingga ia wafat. Jika makan, ia makan dengan tangan kanan, ia jilati bekas makanan dari jari-jarinya dan memuji Allah setelah makan.
Nabi Muhammad seperti orang biasa, melayani diri sendiri, memerah susu dari kambingnya. Jika ia di rumah, ia habiskan waktunya untuk melayani keluarganya. Jika adzan berkumandang ia langsung ke masjid.
Beliau menyukai kebersihan, memakai baju bagus tanpa memberati. Ia suka wangi-wangian, ia memakai celak Itsmid di matanya.
Biasanya, setelah sholat shubuh beliau suka tetap duduk di tempat sholatnya, membaca Alquran dan berdzikir hingga matahari terbit. Sedang pada malam harinya, ia suka bangun sebelum shubuh untuk melakukan sholat tahajjud sebagai wujud syukur dan pujian kepada Allah.
Nabi Muhammad, ialah seorang mulia nan dermawan. Ia suka memberi kepada orang lain, pemberian yang sangat banyak, ibarat orang yang tak takut miskin. Ia dan keluarganya tidak menerima shodaqah atau zakat yang telah dikumpulkan oleh amil zakat.
Rumahnya terbuat dari tanah liat, rumah yang sederhana. Atapnya terbuat dari pelepah kurma dan kulit unta.
Beliau selalu bersenandung: “Ada urusan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari keteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya.” (Hadits shohih riwayat Bukhori dari Ibnu Abbas)