REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus mendorong dan memastikan semua guru memahami substansi Kurikulum Merdeka dengan tepat. Sebab, kurikulum merupakan salah satu alat penting dalam mendukung guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Kurikulum Merdeka memberikan otonomi kepada guru untuk merancang jenis kurikulum yang tepat untuk disampaikan ke siswa. Lebih fleksibelnya IKM sehingga kurikulum ini dapat digunakan oleh sekolah sesuai karakteristiknya,” jelas Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, dalam siaran pers, Kamis (8/6/2023).
Anindito menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan dalam acara Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang diselenggarakan di Kabupten Gresik, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Pada kesempatan yang sama turut hadir Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Zainuddin Maliki, yang mengapresiasi terselenggaranya sosialisasi IKM di Gresik dengan baik.
“Kurikulum Merdeka kiranya dapat diimplementasikan sesuai filosofi pendidikan guna menciptakan generasi penerus yang berkarakter,” kata Zainuddin.
Zainuddin juga menyoroti komitmen pemerintah lewat Kemendikbudristek untuk memperkuat kompetensi dan kapabilitas guru di Indonesia. Menurut dia, lewat guru yang otentik dan siswa yang memiliki karakter sejalan dengan IKM, kiranya dapat memberikan kontribusi positif ke dunia pendidikan di Indonesia.
Pada kesempatan terpisah, salah satu peserta sosialisasi, Guru kelas 4, Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 GKB Gresik, Muhammad Fani Hidayatulloh, menceritakan praktik baik IKM di sekolahnya. Saat semester lalu di Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), siswa membuat karakter wayang yang mengisahkan keberagaman di Indonesia.
“Menjadi tantangan tersendiri ketika saya melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Jumlah siswa yang ada di kelas kami ada 32 hingga 34 anak. Sedangkan jumlah maksimal siswa menurut pedoman IKM yaitu 28 siswa, sehingga kami terkendala dalam memantau siswa,” kata Fani Hidayatulloh.
Selanjutnya, kesiapan untuk melaksanakan IKM di sekolah juga disampaikan oleh peserta sosialisasi lainnya, Anifatul Umami, Qisthy Wulandari, dan Nahwiyah, yang merupakan guru kelas dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Islamiyah Desa Kramat Duduksampeyan, Gresik.
“Kami telah mengikuti berbagai lokakarya tentang Kurikulum Merdeka dan di Tahun Ajaran 2023/2024, sekolah kami telah mendaftarkan diri untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka,” seru mereka. “Kami melihat Kurikulum Merdeka, merupakan sebuah kurikulum yang inovatif dan mendorong siswa lebih kreatif,” sambung Qisthy
Dukungan atas IKM di Kabupaten Gresik juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Hariyanto. \"Tahun Ajaran 2023/2024, kurang lebih 600 sekolah jenjang pendidikan dasar dan menengah, di dalamnya termasuk 140 yang menjadi Sekolah Penggerak siap mengimplementasikan Kurikulum Merdeka,” tegas Hariyanto.