REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Barat Iip Hidajat optimistis, isu politik identitas tidak akan laku lagi dalam pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang. Menurut Iip, masyarakat Jawa Barat saat ini sudah lebih cerdas dan wawasan terhadap dunia politik telah meningkat. Agar tidak akan mudah dipengaruhi oleh isu politik identitas, yang dapat dijadikan bahan oleh oknum untuk mendegradasikan pihak lain.
"Saya kira tidak laku politik identitas. LSI tadi memperkuat, kayaknya nggak akan laku. Saya yakin dari Jawa Barat pemilu yang akan datang ini bisa berjalan dengan baik karena masyarakat Jawa Barat ini cerdas kemudian melek politiknya juga sudah mulai meningkat, " ujar Iip di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Kamis (8/6/2023).
Kegiatan diseminasi temuan survei opini publik oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), tersebut mengangkat tema Sikap Publik atas Kekerasan Ekstrim dan Intoleransi dalam Kehidupan Beragama di Jawa Barat. Terlepas dari itu, kata Iip, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tetap akan melakukan sosialisasi dengan melibatkan partai politik, untuk memastikan pelaksanaan kontestasi Pemilu 2024 berjalan lancar dan damai.
"Di samping kami juga mengadakan pendidikan pendidikan politik, kerja sama dengan partai politik. Kita juga melakukan itu kemudian melakukan sosialisasi edukasi di sekolah-sekolah, untuk mempersiapkan kepada pemilih yang akan datang," katanya.
Iip meyakini, dengan mitigasi yang maksimal diharapkan pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan tersebut dapat berjalan lancar. Karena, dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, tentunya diperlukan skema tertentu guna mewujudkannya.
"Artinya kami optimis, bahwa pelaksanaan pemilu di Jawa Barat akan berjalan lancar. Kami dapat data bahwa DPTS atau pemilih Jawa Barat itu hampir 35 juta lebih. Dari jumlah penduduk yang hampir 50 juta. Artinya provinsi yang paling besar dalam pemilihan nanti adalah Jawa Barat," katanya.
Sementara mengenai pemilih muda, Iip memastikan edukasi politik akan dilakukan agar mereka tidak abstain pada Pemilu kali ini. Karena, suara mereka akan memengaruhi hasil yang akan menentukan nasib negara di masa depan.
"Penekanannya adalah terutama di generasi muda," katanya.
Karena, kata dia, pemilih dari generasi muda ternyata jumlahnya sangat tinggi. Oleh sebab itu, sejak dua tahun lalu sampai saat ini pihaknya melakukan pendidikan politik edukasi segala macam, agar mereka bisa melaksanakan dengan baik.
"Itu bagian dari bela negara," katanya.