REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Minat Gen Z untuk berinvestasi emas atau logam mulia dinilai masih rendah dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Merujuk pada data perusahaan emas PT Hartadinata Abadi, persentase konsumen Gen Z masih di angka 30 persen dengan pembelian gramasi kecil antara 0,1 hingga 1 gram.
“Sisanya (sekitar 70 persen) konsumen kami itu generasi baby boomers atau istilahnya old money. Mereka juga biasanya beli emas dalam gramasi yang lebih besar,” kata Thendra Chrisnanda, Direktur Investor Relations PT Hartadinata Abadi di Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Untuk menggaet kaum Gen Z dalam berinvestasi emas, PT Hartadinata Abadi telah merilis aplikasi Emaskita. Thendra berharap, kehadiran aplikasi ini bisa menjadi one stop shopping emas yang anti-ribet, sehingga mendorong minat dari kalangan muda. "Aplikasi ini sangat memudahkan. Dari rumah sudah bisa beli emas, dan produknya diantar ke rumah, keamanannya juga terjamin," kata Thendra.
Dengan diluncurkannya aplikasi Emaskita, ia optimistis kontribusi bisnis digital PT Hartadinata Abadi akan terus tumbuh. Apalagi di tahun 2023, pihaknya sudah mencatat peningkatan pendapatan dari bisnis digital sebesar 30 hingga 50 persen dibandingkan tahun 2022.
“Tapi memang pendapatan dari bisnis digital belum mendominasi, karena kontribusinya masih kurang dari 1 persen dari total pendapatan secara umum,” kata Thendra.
Thendra juga mengajak generasi muda, khususnya Gen Z untuk lebih memahami akan pentingnya berinvestasi emas. Dia mengatakan bahwa merupakan instrumen investasi paling aman, bahkan tahan inflasi.
“Kalau misal masih punya dana terbatas, enggak apa-apa beli yang gramasi kecil dulu, 0,1 gram atau 0,5 gram. Lalu nanti kalau sudah terkumpul 1 gram atau 5 gram misal, bisa digenapkan tanpa biaya tambahan,” kata Thendra.