Jumat 09 Jun 2023 07:49 WIB

Kebijakan Biden dan Maraknya UU Anti-LGBT Negara Bagian 

Kelompok konservatif berharap bisa membendung kampanye LGBT ke dunia pendidikan. 

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ferry kisihandi
Presiden AS Joe Biden berjalan di Halaman Selatan Gedung Putih, sebelum keberangkatannya ke Valhalla, New York, di Washington, DC, AS, Rabu (10/5/2023).
Foto: EPA-EFE/YURI GRIPAS
Presiden AS Joe Biden berjalan di Halaman Selatan Gedung Putih, sebelum keberangkatannya ke Valhalla, New York, di Washington, DC, AS, Rabu (10/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden AS Joe Biden mengundang ribuan LGBTQ+ untuk merayakan Pride Month. Ia juga  melontarkan sejumlah inisiatif di antaranya melindungi komunitas ini dari serangan, membantu kesehatan mental mereka, dan mengizinkan buku terkait LGBTQ+.

Di tengah pemantauan kondisi asap yang masuk ke AS dari area  kebakaran hutan dan lahan Kanada, Gedung Putih mempertimbangkan untuk menjalankan rencana perayaan Pride Month pada Kamis (8/6/2023) malam waktu setempat.  

Acara yang dirancang adalah makan-makan, gim, melukis wajah dan foto. DJ Queen HD diundang untuk menyajikan musik kepada para undangan dan penyanyi Betty Who juga mendapatkan undangan tampil dalam acara tersebut. 

Karine Jean-Pierre, sekretaris pers Gedung Putih yang pertama secara terbuka mengaku penyuka sesama jenis, menyatakan Biden, Wakil Presiden Kamala Harris serta pasangan mereka merupakan pendukung kuat komunitas LGBTQ+.