Jumat 09 Jun 2023 08:28 WIB

Greenback Jatuh di Tengah Klaim Pengangguran AS Lebih Tinggi dari Perkiraan

Klaim pengangguran di AS melonjak ke level tertinggi sejak 2021

Karyawan menunjukan uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing. Dolar AS mengalami kerugian besar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan menunjukan uang dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing. Dolar AS mengalami kerugian besar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS mengalami kerugian besar terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena klaim pengangguran Amerika pekan lalu melonjak lebih dari yang diperkirakan ke level tertinggi sejak 2021.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, merosot 0,71 persen menjadi 103,347 pada akhir perdagangan. Data yang dirilis Kamis (8/6/2023) oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal untuk pekan yang berakhir 3 Juni melonjak 28.000 menjadi 261.000, jauh di atas rata-rata sebelum pandemi 2019 sebesar 218.000. 

Ini menandai level tertinggi untuk klaim pengangguran sejak Oktober 2021. "Peningkatan berkelanjutan dalam klaim pengangguran mingguan dari siklus terendah tahun lalu bermakna, dengan jelas menggambarkan kondisi yang melemah," kata Jim Baird, kepala investasi di Plante Moran Financial Advisors.

"Itu berita menggembirakan bagi pembuat kebijakan Fed yang telah mencari bukti bahwa kenaikan suku bunga agresif tahun lalu berdampak," tambah Baird.

Meskipun tidak dianggap sebagai indikator utama setiap minggu dalam pengambilan keputusan Fed, klaim pengangguran minggu ini akan menjadi salah satu poin data ekonomi terakhir untuk Federal Reserve menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan dimulai Selasa (13/6/2023) depan.

Pada Kamis (8/6/2023) sore, pasar memperkirakan peluang 71 persen bahwa Fed menghentikan kampanye kenaikan suku bunga historisnya pada pertemuan itu, menurut alat CME FedWatch.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS dengan cepat mundur kembali dengan imbal hasil 2 tahun sempat turun di bawah 4,5 persen. Pekan depan kemungkinan akan tetap relatif sepi karena pasar mengantisipasi indeks harga konsumen AS minggu depan dan pengumuman FOMC yang pasti akan menimbulkan beberapa volatilitas.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0779 dolar AS dari 1,0703 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2555 dolar AS dari 1,2441 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 138,9410 yen Jepang, lebih rendah dari 140,0830 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8992 franc Swiss dari 0,9095 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3359 dolar Kanada dari 1,3371 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,8011 krona Swedia dari 10,8915 krona Swedia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement