REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Negara-negara anggota Uni Eropa menawarkan bantuan pada Kanada untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tak terkendali. Perhimpunan Benua Biru siap mengirimkan hampir 300 personel pemadam kebakaran ke Kanada.
“Kanada telah meminta dukungan dari European Union Civil Protection Mechanism, dan kami akan segera menanggapinya,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen lewat akun Twitter resminya, Kamis (8/6/2023).
Dia mengungkapkan, Prancis, Portugal, dan Spanyol menawarkan bantuan lebih dari 280 petugas pemadam kebakaran. “Lebih banyak lagi yang akan datang,” ujar von der Leyen.
Asap karhutla Kanada telah menyebar hingga ke Greenland dan Islandia. Asap diperkirakan akan turut mencapai wilayah Norwegia. Sebelumnya wilayah pantai timur Amerika Serikat (AS) sudah terlebih dulu diselimuti kabut asap karhutla Kanada.
Para ilmuwan di Norwegian Climate and Environmental Research Institute (NILU) menggunakan model perkiraan untuk memprediksi bagaimana asap akan melewati atmosfer. Menurut NILU, asap telah menyebar ke Greenland dan Islandia sejak 1 Juni 2023. Berdasarkan pengamatan, Norwegia selatan telah mencatat peningkatan konsentrasi partikel aerosol.
“Kita mungkin dapat melihat kabut atau bau asap. Namun, kami tidak percaya bahwa jumlah partikel di udara di sini, di Norwegia, akan cukup besar untuk membahayakan kesehatan kita,” kata Nikolaos Evangeliou, peneliti senior NILU, Kamis lalu, dikutip laman WRAL News.
Ahli meteorologi di Layanan Cuaca Nasional AS, Bryan Ramsey, mengatakan sistem cuaca yang memicu kabut asap diperkirakan akan bertahan setidaknya hingga beberapa hari ke depan. Pada Rabu (7/6/2023) lalu, Presiden AS Joe Biden telah melakukan pembicaraan via telepon dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Mereka membahas soal meluasnya kebakaran hutan di Kanada yang gumpalan asapnya turut menyelimuti sejumlah wilayah AS.
Gedung Putih mengungkapkan, dalam pembicaraannya dengan Trudeau, Biden menawarkan bantuan dan dukungan tambahan untuk mengatasi kebakaran hutan di Kanada. “Presiden (Biden) telah mengarahkan timnya untuk mengerahkan semua aset pemadam kebakaran Federal yang tersedia yang dapat dengan cepat membantu menekan kebakaran yang berdampak pada komunitas Kanada dan Amerika," kata Gedung Putih dikutip dari laman resminya.
Menurut Gedung Putih, sejauh ini AS telah mengerahkan lebih dari 600 petugas pemadam kebakaran dan personel pendukung serta aset pemadam kebakaran lainnya untuk membantu Kanada. “Kedua pemimpin (Biden dan Trudeau) juga membahas kerja sama berkelanjutan untuk mencegah kebakaran hutan dan mengatasi dampak kesehatan dari kebakaran tersebut terhadap masyarakat kita. Mereka sepakat untuk tetap berhubungan erat dengan kebutuhan yang muncul,” ungkap Gedung Putih.
Sementara itu Trudeau menyampaikan terima kasih kepada AS atas bantuannya dalam penanganan karhutla di Kanada. “Perdana Menteri Trudeau berterima kasih kepada Presiden Biden dan dukungan AS kepada Kanada untuk membantu memerangi kebakaran, dan kedua pemimpin mengakui perlunya bekerja sama untuk mengatasi dampak perubahan iklim yang menghancurkan,” kata Kantor Perdana Menteri Kanada dalam keterangannya.
Karhutla yang meluas di Kanada telah menciptakan gumpalan asap yang turut tertiup ke wilayah AS. Kepulan asap membumbung tinggi di seluruh wilayah timur laut AS. Menurut data IQAir, New York menjadi kota dengan polusi udara terburuk di dunia pada Rabu lalu.
Lebih dari 2,7 juta hektare hutan di Kanada dilaporkan telah ludes akibat kebakaran. Laporan terbaru menyebut, saat ini terdapat 400 kebakaran hutan di negara itu. Sepanjang Mei lalu, otoritas Kanada berusaha keras memadamkan kebakaran besar di sejumlah wilayah, terutama di provinsi Praires Alberta dan Saskatchewan. Kini upaya pemadaman besar-besaran bergeser ke Nova Scotia.