Jumat 09 Jun 2023 13:41 WIB

Rakornas Kepala BPSDM se-Indonesia, Waka BPIP: Bentuk Karakter ASN Berakar Pancasila!

Langkah konkret dalam pembangun karakter dengan Diklat PIP bagi para ASN

Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr Drs Karjono Atmoharsono, SH, MHum
Foto: dok BPIP
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr Drs Karjono Atmoharsono, SH, MHum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr Drs Karjono Atmoharsono SH, M.Hum menyoroti pentingnya internalisasi nilai Pancasila dalam pengembangan kompetensi karakter kebangsaan Indonesia bagi ASN. Hal itu disampaikan saat menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) se-Indonesia yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Senin (5/6/2023). 

Karjono menegaskan, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa tidak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual semata, tetapi juga melibatkan pembentukan karakter yang kuat dan berakar pada nilai-nilai luhur Pancasila.

Karjono juga menjelaskan bahwa Pembukaan UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. “Sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan tersebut, pendidikan harus fokus pada pembentukan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.” Hal ini akan membantu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta membangun fondasi kuat untuk masa depan yang lebih baik.

Dia pun menekankan langkah konkret yang diambil dalam rangka pembangunan karakter bangsa berlandaskan nilai Pancasila, dengan dilaksanakannya Diklat PIP (Pembinaan Ideologi Pancasila) bagi para aparatur sipil negara (ASN), sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan BPIP Nomor 2 Tahun 2020.

Pada kesempatan itu, Karjono juga sempat mengungkapkan keprihatinannya terhadap hasil survei dari Setara Institute, yaitu sekitar 83,3 persen pelajar SMA beranggapan Pancasila dapat diubah. Padahal, menurut dia, ideologi negara adalah ideologi yang harus dipertahankan. 

“Pada era globalisasi, para milenial sangat rentan terpapar ideologi radikal melalui media sosial yang mengakibatkan ideologi Pancasila terkikis habis,” ujar dia.

Menurut dia, hal ini disebabkan oleh penghapusan TAP MPR II Tahun 1978. Selain itu, lembaga BP7 juga dibubarkan pada era Reformasi serta penggantian UU Sisdiknas yang menghilangkan mata ajar Pancasila. "Namun, Pancasila mulai dihidupkan kembali pada masa Taufik Kiemas, Ketua MPR RI dibentuklah empat Pilar Kebangsaan, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945," ujarnya.

Saat ini telah lahir PP 4 Tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Nasional, di mana dalam PP tersebut terdapat ketentuan wajib mata ajar Pancasila mulai dari PAUD hingga pendidikan tinggi. Bahkan, pendidikan formal maupun nonformal. “Selain PP tersebut, terdapat juga Keppres 24 Tahun 2016 yang menegaskan pentingnya sejarah Pancasila. Berdasarkan ketentuan tersebut, diadakanlah Upacara Hari Lahir Pancasila yang melibatkan pengibaran bendera pusaka oleh paskibraka tingkat pusat.”

Karjono menambahkan, upacara Hari Lahir Pancasila tahun ini menjadi yang teristimewa karena pengibaran bendera pusaka oleh paskibraka dan terbesar selama ini, karena tidak hanya dilaksanakan di 553 kabupaten/kota/provinsi di seluruh penjuru tanah air, tetapi juga diikuti oleh jajaran Pangdam, Kapolda, serta pejabat tinggi pemerintahan lainnya. Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini menjadi momen yang sangat penting untuk mengingat kembali jasa-jasa para pendiri bangsa, utamanya Bung Karno yang telah menggali, menggagas dan ikut merumuskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.

Terakhir, Karjono mengingatkan pentingnya integritas. “Pemimpin yang baik melibatkan pengembangan integritas yang kokoh dalam hal kebersihan dan nilai-nilai Ber-AKHLAK,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement