REPUBLIKA.CO.ID, oleh Nawir Arsyad Akbar, Febryan A
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa semua nama akan dipertimbangkan dalam pembahasan calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo. Termasuk tokoh-tokoh senior dari kelompok Nahdlatul Ulama (NU).
"NU dengan visi kebangsaan, semua, akan jadi pertimbangan penting karena kami memang satu kesatuan," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Jumat (9/6/2023).
PDIP dan NU memiliki sejarah panjang dalam perjalanan bangsa Indonesia. Bahkan konsep hubbul wathon minal iman dari NU sangat dipahami oleh seluruh kader partai berlambang kepala banteng itu.
"NU berdiri pada tahun '26, PDI Perjuangan akarnya PNI tahun '27. Jadi NU itu saudara tua dari PDI Perjuangan," ujar Hasto.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri juga kerap berdialog dengan tokoh senior NU. Salah satunya adalah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
PDIP juga dekat dengan ormas Islam lain, yakni Muhammadiyah. Megawati juga mengaku memiliki alam pikir yang sama dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
"Sehingga ini tidak bisa dipisah-pisahkan, semua sudah bonded (terikat) dan memiliki suasana kebatinan terhadap siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar ke depan," ujar Hasto.
Adapun, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta semua pihak untuk bersabar terkait cawapres untuk Ganjar Pranowo. Termasuk untuk bersabar ihwal waktu diumumkannya sosok tersebut.
"Kalau ditanya tanggalnya ya tunggu aja dulu. Terus siapa orangnya? Ya tunggu aja dulu," ujar Megawati usia menandatangani nota kesepahaman dengan Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Jumat (9/6/2023).
Ia kemudian mengutip pernyataan Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo. Bahwa PDIP sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen untuk mengusung pasangan capres-cawapres.
"Jadi dengan demikian sudah banyak toh nama yang saya dengar, ada yang disampaikan, ya tapi kan saya boleh dong pilih sendiri. Kalau saya mau milih sendiri lalu ada aturan ndak boleh? Sangat boleh. Makanya saya dengarkan dulu, jangan nanya lagi ya nanti kapan (mengumumkan cawapres)," ujar Megawati.