REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Prof Zudan Arif Fakrulloh dilantik Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jenderal (Purn) Muhammad Tito Karnavian sebagai penjabat (pj) gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) di Jakarta pada Jumat (12/5/2023).
Zudan meneruskan estafet kepemimpinan dari Pj Gubernur Sulbar sebelumnya, Akmal Malik. Zudan terpilih setelah masuk daftar tiga nama dari DPRD Provinsi Sulbar yang dibawa ke Kemendagri, kemudian diserahkan ke Istana untuk dilakukan Sidang Tim Penilai Akhir (TPA) yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pertama kali menginjakkan kaki di Provinsi Seribu Sungai, Zudan langsung disambut aksi demo mahasiswa dan elemen masyarakat di Bandara Tampa Padang, Kabupaten Mamuju. Dengan santai, ia menghampiri para pendemo dan mengajak mereka berdiskusi. "Ayo ketemu. Kalau bisa jangan demo, silaturahim saja," kata Zudan di Mamuju.
Ketua Umum Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) tersebut juga langsung disambut demi di rumah dinasnya. Ternyata, mereka adalah Aliansi BEM se-Kampus Universitas Tomakaka (Unika) yang membawa 13 tuntutan. Zuan memilih tidak menghindar dan meminta perwakilan mahasiswa untuk masuk ke rumah dinasnya.
"Saya ajak lesehan di tengah massa aksi untuk menyerap aspirasi. Saya mencoba memanusiakan manusia. Bahasa Jawanya, nguwongke uwong," kata Zudan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (9/6/2023).
Berbekal pengalaman sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sejak 1999, Zudan menatap dengan yakin masa depan Provinsi Sulbar. Mendapat amanah setahun menjadi pj gubernur Sulbar, ia rajin blusukan dan menemui berbagai pihak untuk membangun sinergisitas. "Setelah melihat pemetaan lapangan, apa yang disampaikan oleh Pak Menteri itu betul, kita harus turun dan seminggu ini kita juga sudah melakukan itu," kata Zudan.
Berbagai kalangan sudah ditemuinya, mulai awak media, tokoh masyarakat, akademisi, hingga para pemuka agama. Semua elemen masyarakat di bumi Seribu Sungai sudah diajaknya berbincang tentang pembangunan Sulbar. "Di pekan ini, kita juga akan bergerak ke kabupaten yang lain, seperti di Majene, Polewari Mandar, nanti ke Mamuju Tengah, dan di Pasangkayu," ucap Zudan.
Usai belanja masalah, Zudan sudah menyiapkan formula ideal untuk membangun Sulbar. Strategi utama yang diusungnya adalah penjenamaan (branding) dan pemasaran (marketing). Pengarusutamaan branding dengan mengubah pola pikir para PNS. Dia ingin media sosial, baik milik pribadi maupun instansi tidak untuk digunakan mempromosikan para pejabat, melainkan difungsikan mengenalkan produk unggulan daerah.
"(Dinas) PTSP jangan mem-branding kepala PTSP-nya, tapi produk PTSP: perizinan tambang, perizinan batu bara, perizinan pasir, perizinan kelapa sawit. Itu yang di-branding, kemudahannya. (Dinas) UMKM (mempromosikan) produksi cokelat, produksi rotan, produksi kopi, itu yang di-branding, jangan buka tutup acara dari kepala dinasnya," kata Zudan.