REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Perdana Menteri Swedia Ulf Hjalmar Ed Kristersson pada Jumat (9/6/2023) akan mengizinkan NATO untuk mendaratkan pasukan di wilayahnya. Padahal, Swedia belum resmi bergabung dengan aliansi pertahanan tersebut.
Swedia mengajukan permohonan menjadi anggota NATO tahun lalu sebagai antisipasi dari invasi Rusia ke Ukraina. Namun, keberatan dari Turki dan Hungaria telah menunda tawaran tersebut. Swedia sekarang berharap untuk bergabung pada KTT NATO di Lithuania bulan depan.
"Pemerintah telah memutuskan bahwa Angkatan Bersenjata Swedia dapat melakukan persiapan dengan NATO dan negara-negara NATO untuk memungkinkan operasi bersama di masa depan," kata Perdana Menteri Ulf Kristersson dan Menteri Pertahanan Pal Jonson.
"Persiapan ini dapat terdiri dari penempatan sementara peralatan dan personel asing di wilayah Swedia. Keputusan ini seolah mengirimkan sinyal yang jelas kepada Rusia dan memperkuat pertahanan Swedia," kata mereka dalam sebuah artikel opini di harian Dagens Nyheter.
Mereka mengatakan bahwa Rusia akan tetap menjadi ancaman bagi negara-negara tetangga di masa mendatang, dan mereka tidak yakin akan sejauh mana ambisi teritorial Presiden Vladimir Putin.
Selain Swedia, tetangganya sesama negara Nordik, Finlandia, juga telah mengajukan keanggotan NATO. Negara yang memiliki perbatasan panjang dengan Rusia ini, akhirnya bergabung dengan NATO pada bulan April 2023.