Jumat 09 Jun 2023 20:23 WIB

Wapres Minta Adanya Sinergi Lembaga Dukung Industri Sawit Berkelanjutan

Kontribusi sawit pada produk domestik bruto sangat signifikan, sekitar 3 persen.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Lida Puspaningtyas
Wakil Presiden Maruf Amin saat menyaksikan pengukuhan pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) periode 2023-2028 di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 6, Jakarta Pusat, Rabu (12/04/2023).
Foto: undefined
Wakil Presiden Maruf Amin saat menyaksikan pengukuhan pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) periode 2023-2028 di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 6, Jakarta Pusat, Rabu (12/04/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menilai perlunya sinergi antara lembaga untuk mendukung industri sawit berkelanjutan. Hal ini guna industri kelapa sawit tak hanya berkembang tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi masyarakat.

Untuk itu, Kiai Ma'ruf meminta lembaga seperti Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), Gabungan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), dan Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) merumuskan pengembangan sektor kelapa sawit di Indonesia.

Baca Juga

"MAKSI ini perlu ada koordinasi dengan kelembagaan agar bersama-sama dengan (lembaga lainnya) seperti GAPKI dan APKASINDO, memang harus ada startegi bersama dalam rangka menguatkan (sektor perkebunan kelapa sawit) untuk mewujudkan Industri Sawit Berkelanjutan," ujar Kiai Ma'ruf ketika menerima MAKSI di Istana Wakil Presiden, Jakarta seperti dikutip dari siaran persnya, Jumat (9/6/2023).

Kiai Ma'ruf menyebutkan pemerintah juga berfokus pada pemanfaatan kelapa sawit sebagai bahan baku pengganti bahan bakar fosil yang kian menyusut jumlahnya. Hal ini karena kelapa sawit merupakan tumbuhan yang penuh dengan manfaat dan setiap bagiannya dapat dioptimalkan sehingga memberikan nilai manfaat yang tinggi.

"Pemerintah mendorong dan membuat program dalam rangka green energy, mengembangkan program biodiesel atau B30, jadi sawit bisa menjadi biodesel itu antisipasi," ujarnya.

Di sisi lain, Kiai Ma'ruf menyampaikan industri kelapa sawit Indonesia juga memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Untuk itu, apabila ada kampanye negatif terkait sawit, perlu disajikan data faktual sebagai kontra narasinya.

"Sawit buat kita punya makna yang besar, di produk domestik bruto (PDB) kontribusi signifikan sekitar 3 persen, memang kita menghadapi kampanye hitam, seolah-olah sawit itu tidak baik dan merusak lingkungan ini yang harus dilawan,” kata dia.

Terhadap kampanye negatif di tingkat global tersebut, Kiai Ma'ruf pun memberi arahan kepada MAKSI dan lembaga terkait untuk segera melakukan riset yang berbasis perbandingan guna memberikan informasi tentang manfaat sawit kepada masyarakat dunia.

“Mestinya dibuat perbandingan dengan lahan yang ditanami kelapa sawit, tanaman kedelai, dan bunga matahari, harus kita mulai, sebagai kontra narasi kampanye negatif,” ujarnya

Ketua Umum MAKSI Darmono Taniwiryono melaporkan kampanye negatif terkait sawit dirasakannya cukup meresahkan. Karena di lapangan masih banyak persepsi negatif mahasiswa terhadap kelapa sawit yang dituding merusak lingkungan.

"Cukup mengejutkan karena masih ada mahasiswa yang menentang sawit, artinya tugas kami untuk bagaimana membuat informasi yang baik dan dapat diterima masyarakat. Itu tantangan kedepan yang kami rasakan,” ungkap Darmono.

Untuk itu, Darmono mengungkapkan yang dilakukan MAKSI saat ini adalah memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat akan manfaat kelapa sawit melalui media-media yang popular saat ini.

"Kita dengan humas ini masuk melalui media-media terkini, sekarang ini masyarakat kan itu pegangya handphone, informasi yang MAKSI produksi melaluI games, kuis agar anak-anak suka dengan sawit," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement