Sabtu 10 Jun 2023 23:19 WIB

Pengamat Nilai PDIP Makin Solid Menangkan Ganjar

Pengamat nilai PDIP makin solid memenangkan Ganjar Pranowo.

Bakal calon presiden yang diusung PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kiri)
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Bakal calon presiden yang diusung PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik, Fadhli Harahab, menilai PDI Perjuangan semakin solid memperkuat soliditas kader untuk mengusung dan memenangkan bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Fadhli mengatakan, bahwa dalam rakernas pasti terdapat banyak hal yang dapat dibicarakan dan didiskusikan. Rakernas jadi ajang konsolidasi kader untuk menentukan langkah-langkah strategis menuju Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca Juga

"Ini juga bisa jadi ajang memanaskan mesin politik PDI Perjuangan. Dengan begitu, kader semakin solid, terarah, siap melaksanakan instruksi partai," kata Fadhli dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Rakernas III PDI Perjuangan dihadiri Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP Puan Maharani, Bacapres Ganjar Pranowo, Sekjen Hasto Kristiyanto, dan kader dari berbagai daerah. Pertemuan ini menepis dugaan tidak akurnya hubungan Jokowi dan Megawati.

Kalau pun ada perbedaan pendapat dan pilihan antara keduanya, bagi Fadhli, itu perkara biasa dalam politik. "Apalagi level dua tokoh ini bukan lagi memikirkan persoalan ecek-ecek, tapi negara. Tentu butuh komunikasi yang baik dan intens," ujar Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA)

Menurut Fadhli, perbedaan sudut pandang terkait satu masalah tidak akan membuat Jokowi memilih mendukung bacapres selain Ganjar. Sebelum PDI Perjuangan mendeklarasikan dukungan, Fadhli sudah yakin Jokowi ingin Ganjar menjadi penerusnya, memimpin Indonesia lima tahun ke depan.

"Sebelum dideklarasikan PDI Perjuangan, saya kira Jokowi sudah menunjukkan banyak gelagat dukungan untuk Ganjar dan sampai saat ini masih konsisten mendukungnya," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement