REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) mampu melistriki 1.185 desa dan dusun sepanjang 2022. Upaya ini merupakan komitmen PLN menghadirkan listrik bagi seluruh masyarakat Indonesia hingga ke pelosok Tanah Air.
PLN terus mengakselerasi program listrik desa agar seluruh desa termasuk Kawasan 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) di Indonesia dapat menikmati listrik pada 2024.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan sebagai BUMN, PLN tak hanya berkewajiban memberikan kinerja yang baik kepada negara, tetapi juga mengemban amanat mengejar target rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik di Indonesia. "Akses listrik menjadi kebutuhan penting bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Darmawan dalam keterangan resminya, Sabtu (10/6/2023).
PLN terus mengupayakan pembangunan kelistrikan di daerah tersebut sebagai wujud pengamalan sila ke-5 Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini sebagai wujud nyata negara hadir bagi mereka yang berada di daerah 3T.
Darmawan merinci, PLN sepanjang 2022 telah melakukan berbagai akselerasi untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan juga rasio desa berlistrik. Hingga Maret 2023, realisasi elektrifikasi nasional mencapai 99,66 persen sedangkan rasio desa berlistrik mencapai 99,80 persen.
"Saat ini memang yang belum terlistriki adalah daerah-daerah yang sangat terpencil, sehingga membutuhkan biaya investasi yang besar," kata Darmawan.
Darmawan merinci, PLN membutuhkan biaya investasi Rp 25 juta hingga Rp 45 juta per pelanggan. Besaran investasi ini memang tidak feasible secara bisnis komersial. Namun dengan dukungan pemerintah, PLN tetap mengupayakan pembangunan listrik desa ini.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan penyertaan modal negara (PMN), di mana penyertaan tersebut digunakan untuk menghadirkan listrik bagi saudara-saudara kita yang berada di daerah 3T," tambah Darmawan.