REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Banyak yang merasa sulit untuk percaya bahwa Betty Hewitt adalah seorang mualaf. Ini karena Betty tumbuh dan dibesarkan di keluarga Katolik yang taat.
Dilansir dari About Islam, Sabtu (10/6/2023), Betty tidak pernah absen untuk pergi ke sekolah tata bahasa Katolik terbesar di dunia dan kemudian pergi ke sekolah menengah Katolik untuk semua perempuan.
Saat mendekati kelulusan pada 1962, dia ingin menjadi seorang biarawati. Betty bahkan mengajar di sekolah-sekolah Paroki di sekitar keuskupan Agung Philadelphia, Keuskupan Chamdend Maryland, dan pernah mengajar di sekolah paroki Fransiskus De Roasisi di Dermayon. Dia menghabiskan puluhan tahun sebagai biarawati Amerika Serikat.
Sebagai seorang gadis Betty Hewitt menghadiri misa Minggu yang diucapkan dalam bahasa Latin sebagai saudari Catherine Robert, dia berdoa dalam bahasa Inggris. Tampaknya menjadi perubahan dramatis tetapi tidak. Nilainya identik.
Pada 1982, dia mengetahui bahwa dia ingin meninggalkan persaudaraan. Dia mulai mempertanyakan beberapa hal. Dia diberitahu bahwa dia harus menulis kepada Paus untuk menanyakan apakah dia bisa pergi. Dia tidak menyebutkan keraguannya.
Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini
Kemudian dia bertemu dengan Mohsen Mohammed Aly, seorang warga negara naturalisasi dan insinyur sipil dari Mesir. Dia adalah Muslim pertama yang pernah ditemuinya. Dua tahun kemudian mereka menikah.
Selama pernikahan, Betty tetap dengan agamanya dan Mohsen tetap dengan agamanya. Betty masih ragu untuk menjadi seorang Muslim tetapi pada 2007 dia mulai membaca biografi Nabi Muhammad (SAW) oleh mantan biarawati, Karen Armstrong.
Betty kemudian belajar bahasa Arab untuk lebih memahami Alquran serta bergabung dengan komunitas Muslim. Pada 2008, dengan didampingi suaminya, Betty menerima Islam.