REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Mantan gelandang Manchester United, Paul Scholes terkesan melihat pengaruh pelatih Erik ten Hag. Menurutnya, MU saat ini berubah total dibandingkan beberapa tahun lalu.
Setelah era Sir Alex Ferguson berakhir, United bak macan ompong. The Red Devils tak bertaji di level tertinggi. Scholes mencari tahu penyebabnya.
Ia merasa para pemain cenderung tak mengikuti keinginan mentornya. Alhasil tidak terlihat kekompakan. Beberapa lebih menonjolkan sisi individu.
"Saya pikir, dia (Ten Hag) benar-benar membalikkan keadaan itu. Sekarang para pemain melakukan apa yang diinginkan pelatih. Mereka berpedoman pada apa yang dia inginkan di luar lapangan, dan saya pikir orang melihat manfaat dari itu," kata Scholes, dikutip dari laman resmi Manchester United, Ahad (11/6/2023).
Ia melihat kembali perjalanan MU musim ini. Ia merasa, eks timnya menjalani kampanye positif. Setidaknya ada trofi yang bisa diraih.
Bruno Fernandes dan rekan-rekan meraih gelar Carabao Cup. United juga lolos ke final Piala FA. Sayang, dalam duel di Wembley, pasukan Old Trafford kalah 1-2 dari Manchester City.
Lebih penting lagi, United finis di posisi ketiga klasemen akhir Liga Primer Inggris. Itu artinya, musim depan, anak asuh Ten Hag masuk kumpulan elite Eropa. Marcus Rashford dkk meramaikan panggung Liga Champions.
Scholes memantau amunisi MU. Sebelumnya, the Red Devils dianggap kekurangan pemain berjiwa pemimpin. Sekarang, beberapa nama bisa berperan sebagai leader.
"Selama dua atau tiga tahun, tim ini dianggap kekurangan pemimpin. Sekarang ada beberapa pemimpin dalam tim. Ketika anda memikirkan pengalaman seorang Casemiro, (Lisandro) Martinez yang memiliki karakter hebat, kepribadian, serta pengalamannya. Saya pikir itu sedikit berubah," tutur Scholes.
Tentu saja Ten Hag tak bisa berpuas diri. Di musim selanjunya ia ingin pasukannya lebih kompetitif. United diprediksi mendatangkan sejumlah pemain top di bursa tranfer musim panas 2023.
