Senin 12 Jun 2023 12:14 WIB

Misteri Pembunuhan Mantan Presiden AS Bisa Dipecahkan Lewat Teknologi AI?

Para ahli teori konspirasi telah lama mengklaim adanya penembak jitu lain.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Teknologi kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk mengungkap misteri pembunuhan mantan presiden Amerika Serikat John F Kennedy/ilustrasi.
Foto: UNM
Teknologi kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk mengungkap misteri pembunuhan mantan presiden Amerika Serikat John F Kennedy/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Teknologi kecerdasan buatan (AI) disebut-sebut bisa membantu memecahkan misteri “penembak kedua” dalam pembunuhan Presiden AS John F Kennedy (JFK), hampir 60 tahun lalu.

Para ahli percaya AI yang dikombinasikan dengan kemajuan baru dalam pemrosesan gambar digital akan membuktikan atau menyangkal tanpa keraguan apakah ada penembak lain yang membidik JFK di Dallas pada 22 November 1963.

Baca Juga

Bukti baru ada dalam film rumahan yang direkam oleh petugas pemeliharaan lokal Orville Nix. Anggota keluarga Nix telah meluncurkan upaya hukum untuk mendapatkannya kembali dari pemerintah AS.

Klipnya difilmkan dari pusat Dealey Plaza saat Kennedy dipukul di kepala, sementara dia dan istrinya Jackie melambai ke kerumunan dari belakang limusin beratap terbuka. Film ini memberikan sudut pandang baru, di mana para ahli teori konspirasi telah lama mengklaim adanya penembak jitu lain, atau penempak yang bersembunyi.

Dilansir Express, film Nix terakhir diperiksa pada 1978 oleh pakar foto yang disewa oleh Komite Pemilihan DPR AS untuk Pembunuhan. Sebagian berdasarkan analisis itu menyimpulkan JFK mungkin dibunuh sebagai hasil konspirasi dan ada dua pria bersenjata kemungkinan besar menembaki dia.

Namun, teknologi saat itu membuat para ahli ragu apakah film tersebut benar-benar membuktikan hal ini, dan film aslinya kemudian menghilang dengan tersisa salinan yang tidak sempurna di tangan pejabat pemerintah. Kini, keluarga Nix, yang mengaku memiliki hak atas film tersebut, menggugat Administrasi Arsip dan Catatan Nasional negara itu.

Mereka menginginkan pengembalian klip yang asli dan semua salinannya, serta 29,7 juta dolar AS (sekitar Rp 440 miliar) sebagai ganti rugi. Keluarga Nix berniat untuk memeriksa ulang yang asli menggunakan AI dan pengembangan teknologi baru lainnya, jika dikembalikan utuh.

Rencana mereka disambut baik oleh mantan ilmuwan NASA Kenneth Castleman. Dia menganalisis foto-foto bencana Challenger dan Columbia, dan merupakan satu dari segelintir ahli yang telah menonton film Nix asli beberapa dekade lalu.

"Pemrosesan gambar modern dan teknik baru lainnya harus dilakukan. Bekerja dari aslinya, dengan asumsi masih dalam kondisi baik, mungkin mengungkapkan data yang tidak terlihat pada salinannya,” kata Castleman.

Penulis dan pakar CIA, Jefferson Morley mengatakan akan sangat signifikan jika hasil yang asli dirilis. Dia menambahkan dengan AI dan kemajuan lainnya, film itu pada dasarnya akan menjadi bukti baru yang mungkin tidak diberikan oleh salinan saja. "Ada penurunan kualitas yang signifikan antara generasi pertama dan kedua dari film analog seperti punya Nix,” ujar Morley. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement