Senin 12 Jun 2023 08:37 WIB

Hanung Bramantyo Harap Seni Budaya Jadi Lembaga Think Tank di Muhammadiyah

Sutradara Hanung Bramantyo harap seni budaya jadi lembaga think tank Muhammadiyah.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Bilal Ramadhan
Sutradara Hanung Bramantyo. Sutradara Hanung Bramantyo harap seni budaya jadi lembaga think tank Muhammadiyah.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Sutradara Hanung Bramantyo. Sutradara Hanung Bramantyo harap seni budaya jadi lembaga think tank Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Seorang sutradara film Indonesia, Hanung Bramantyo menyampaikan keinginannya agar Muhammadiyah dapat menjadikan salah satu lembaga yang dimiliki yaitu lembaga seni budaya sebagai pusat kebudayaan.

Ini diutarakan Hanung dalam Rapat Kerja Pimpinan Lembaga Seni Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berlangsung pada Sabtu (10/6/23) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Baca Juga

“Mengapa demikian, karena banyak pusat kebudayaan seperti museum yang belum mengedepankan kemajuan infrastruktur sehingga semakin sedikit diminati masyarakat. Saya ingin pusat kebudayaan Muhammadiyah ke depannya dapat bersinergi dengan sektor lain di bidang yang sama seperti film untuk meninggalkan kesan ketinggalan zaman,” ujar Hanung dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (11/6/23).

Selaku dewan pakar dari lembaga ini, Hanung berpendapat bahwa minat masyarakat untuk mengulik sejarah dan artefak semakin tinggi.

"Sudah saatnya juga bagi Muhammadiyah untuk melebarkan sayapnya di ranah seni dan budaya terutama melalui penerapan audio visual. Bisa dimulai dari pengadaan workshop untuk masyarakat terkait pentingnya audio visual dalam menunjang pemahaman seni dan budaya," imbuhnya.

Sutradara film Sang Pencerah ini juga berharap Muhammadiyah dapat memberikan perhatian khusus perihal seni dan budaya. Ia juga menyinggung terkait banyaknya karya dari seniman yang berasal dari Muhammadiyah, seperti Dwiki Dharmawan.

"Bahkan beberapa di antaranya merupakan alumni UMY seperti Yuda Kurniawan dan Ismail Basbeth yang sering melakukan workshop dengan saya,” ujar Hanung yang juga mengapresiasi upaya Muhammadiyah hingga saat ini.

Hanung mengaku banyak mendapatkan bantuan dari Muhammadiyah saat proses pembuatan film Sang Pencerah. Dengan memberikan data dan berdiskusi dalam menyusun skenario agar mempunyai akurasi yang tepat dan sesuai dengan sejarah.

Berkat dukungan ini, Hanung merasa film Sang Pencerah sudah mengubah paradigma bahwa film sejarah yang kurang diminati masyarakat, berhasil dipatahkan melalui raihan jumlah penonton dan apresiasi masyarakat terhadap film Sang Pencerah.

Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN. Eng. selaku Ketua Lembaga Seni Budaya PP Muhammadiyah pun menginginkan agar lembaga ini sekaligus dapat menjadi media dakwah melalui seni dan budaya.

"Media yang di zaman sekarang sudah terbuka lebar salah satunya adalah media sosial, dan saya harap jika diselaraskan dengan seni dan budaya dapat menebarkan rahmat Islam ke seluruh masyarakat,” kata Gunawan.

Rektor UMY ini juga menegaskan bahwa Muhammadiyah sangat terbuka terhadap perkembangan seni dan budaya. Rapat Kerja Pimpinan ini juga sekaligus untuk mencermati rancangan pekerjaan selama lima tahun ke depan, khususnya di tahun pertama ini.

“Ini dimaksudkan agar kita bisa menyusun tidak hanya program, namun juga kegiatan yang selaras dengan pelebaran sayap dakwah melalui seni dan budaya,” ujar Gunawan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement