REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Temu bisnis Arab Saudi-Cina dalam 10th Arab-China Business Conference mencapai sejumlah kesepakatan bisnis pada hari pertama, Ahad (11/6/2023). Ada 30 kesepakatan investasi bernilai 10 miliar dolar AS di sejumlah sektor,
Di antaranya teknologi, pertanian, real estate, mineral, rantai pasok, wisata, dan kesehatan. Kementerian Investasi Saudi mengungkapkan, Saudi menandatangani kesepakatan dengan sejumlah entitas perusahaan Cina. Termasuk joint venture untuk riset otomotif.
Berbicara pada acara tersebut, Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman menyatakan,’’ Anda tak akan terkejut jika mendengar ada lagi kesepakatan investasi Saudi-Cina dalam waktu dekat.’’ Demikian dilansir laman berita Arab News, Ahad.
Ia menegaskan, Kerajaan Saudi memilih untuk menjalin kerja sama dengan kekuatan ekonomi kedua dunia itu daripada melakukan persaingan. Menurut dia, ada sinergi di antara kedua negara seiring langkah Saudi menjalankan Vision 2030.
Sedangkan Cina terus mengembangkan program Belt and Road Initiative. Temu bisnis yang direncanakan berlangsung selama dua hari, Ahad dan Senin (12/6/2023).
Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan yang membuka konferensi temu bisnis yang mewakili Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman menegaskan,’’ Putra Mahkota menekankan perluasan kerja sama antara dunia Arab dan Cina di semua sektor.’’
Untuk mendorong kerja sama lebih jauh, Saudi mendorong membangkitkan kembali jalur sutra. Menteri Investasi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan, Saudi bisa menjadi gerbang bagi Cina memasuki dunia Arab guna memperluas kerja sama dagang di kawsan.
Saudi menyumbangkan 25 persen dari 423 miliar dolar nilai dagang antara Cina dan negara-negara Arab pada 2022. Volume dagang Saudi-Cina menyentuh 106 miliar dolar AS pada 2022, meningkat 30 persen dibandingkan 2021.