REPUBLIKA.CO.ID, ROMA – Mantan perdana menteri Italia, Silvio Berlusconi mengembuskan napas terakhir, Senin (12/6/2023). Sosok yang lama memerintah Italia ini dikenal sebagai pengusaha media, pemilik klub sepak bola, dan kontroversi serta skandal juga menyertainya.
Jaringan telivisi miliknya, Mediaset mengumumkan kematian Berlusconi, dalam usia 86 tahun. Di homepage dan berita utamanya, Mediaset memajang foto Berlusconi yang sedang tersenyum dengan judul,’’Berlusconi Wafat.’’
Jumat lalu, Berlusconi dilarikan ke RS San Raffaele, Milan. Ini kedua kalinya ia harus menginap di rumah sakit untuk perawatan leukemia kroniknya yang telah berlangsung berbulan-bulan. Ia juga mengalami gangguan jantung, kanker prostat. Ia sempat kena Covid-19 pada 2020.
Pemimpin kelompok sayap kanan ini, lahir di Milan pada 29 September 1936. Ia mengawali peruntungan usaha di bidang real estate dan konstruksi. Perlahan bisnisnya ini berkembang kemudian ia menjajal peruntungan baru, media massa.
Antara akhir 1970-1n dan 1980-an, ia membangun dinasti medianya sendiri. Termasuk di dalamnya perusahaan penerbitan dan jaringan televise kabel, Mediaset, yang kemudian diakui sebagai pesaing terbesar televise milik pemerintah.
Pada 1986, ia membeli klub sepak bola ternama, AC Milan. Uluran tangan Berlusconi menyelamatkan klub ini dari jurang kebangkrutan. Sekitar 1994, ‘sang kesatria, panggilan tenar Berlusconi, memasuki gelanggang politik Italia.
Ia mendirikan partai berhaluan kanan, Forza Italia. Debut politiknya memberikan kesempatan besar. Pada tahun pertamanya itu, ia menang pemilu sebagau perdana menteri. ‘’Ia simbol sejarah baru fase politik Italia,’’ Giovanni Orsina, direktur Luiss School of Government, Roma seperti dilansir Aljazirah, Senin.
Berlusconi, kata dia, membuat politik Italia tak lagi dibentuk oleh partai tetapi oleh karakter tunggal yang kuat. Berlusconi juga merupakan produk dari masa keemasan televisi komersial. Kariernya terus menanjak.
Pemerintahan pertamanya pada 1994 kolaps setelah delapan bulan berjalan ketika salah satu partai pendukungnya mendukung aksi antiimigran. Namun dengan kampanye masif Berlusconi meraih kemenangan pada 2001.
Janji pertumbuhan ekonomi yang ia sampaikan menarik banyak pemilih baru. Mengantarkan Berlusconi kembali menjadi perdana menteri pada 2001 dan 2008. Ia masih di tampuk kekuasaan hingga akhir 2011 ketika kemudian harus lengser.
Ia kerap dituding membuat undang-undang yang melindungi diri dan bisnisnya tetapi bertindak seakan membela kepentingan rakyat.