REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Mantan perdana menteri Italia Silvio Berlusconi meninggal dunia dalam usia 86 tahun pada Senin (12/6/2023). Miliarder media ini merupakan mantan perdana menteri terlama Italia. Ia menderita leukemia dan baru-baru ini mengalami infeksi paru-paru.
Berlusconi meninggal sekitar pukul 07.30 waktu setempat di Rumah Sakit San Raffaele Milan setelah dirawat sejak Jumat (9/6/2023). Media Itaia ANSA menyatakan, empat dari lima anaknya dan saudara laki-lakinya Paolo berada di samping tempat tidurnya saat Berlusconi mengembuskan napas terakhirnya.
Forza Italia, partai besutan Berlusconi adalah bagian dari pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Giorgia Meloni. Meskipun tak memiliki peran dalam pemerintahan, kematian Berlusconi kemungkinan besar mengguncang politik Italia beberapa bulan mendatang.
Kerajaan bisnis Berlusconi juga menghadapi masa depan yang tidak pasti. Dia tidak pernah secara terbuka menunjukkan siapa yang akan mengambil alih penuh perusahaan MFE setelah kematiannya, meskipun putri sulungnya Marina diharapkan memainkan peran penting.
Kematian Berlusconi pun memunculkan duka bagi sekutu dan rivalnya. "Kami berjuang, menang, kalah dalam banyak pertempuran dengannya, dan juga untuknya kami akan membawa pulang tujuan yang telah kami tetapkan bersama. Selamat tinggal Silvio," kata Meloni.
Mantan perdana menteri berhaluan kiri-moderat Enrico Letta, juga menyampaikan kenangan atas Berlusconi. ‘’Berlusconi membuat sejarah negara kita. Kematiannya menandai momen di mana setiap orang, apakah mendukung pilihannya atau tidak, merasa terpengaruh."
Saham MFE A- dan B- melonjak sebanyak 10 persen setelah informasi kematian Berlusconi muncul. Para trader di bursa Milan mengatakan hal itu dapat membuka jalan bagi perusahaan untuk dijual atau digabungkan dengan saingannya.
Setelah membangun kerajaan televisi pada 1980-an, Berlusconi terjun ke dunia politik pada 1994 dan segera menjadi perdana menteri. Dia memegang jabatan itu empat kali, dengan periode 1994-1995, 2001-2005, 2005-2006 dan 2008-2011.
Miliarder itu mundur jadi perdana menteri untuk terakhir kalinya pada 2011, dengan Italia hampir mengalami krisis utang. Reputasinya dinodai oleh tuduhan dia telah mengadakan pesta seks "bunga bunga" dengan wanita di bawah umur, sesuatu yang dia bantah.
Berlusconi dibebaskan dalam banding atas semua tuduhan yang terkait dengan banyak pihak. Namun dia dihukum karena penipuan pajak pada 2013, yang menyebabkannya larangan memegang jabatan publik selama lima tahun.
Terlepas dari masalah kesehatannya dan pertarungan pengadilan tanpa henti, Berlusconi menolak melepaskan kendali atas Forza Italia dan kembali ke politik garis depan. Dia memenangkan kursi di Parlemen Eropa pada 2019 dan di Senat Italia tahun lalu.
Tidak ada penerus yang jelas untuk mengambil kendali di Forza Italia yang memenangkan delapan persen suara pada 2022. Saat menampilkan diri sebagai negarawan yang lebih senior, Berlusconi terus memicu kontroversi.
Salah satu masalah menuai sorotan adalah penolakannya untuk menyalahkan rekannya Presiden Vladimir Putin atas invasi Ukraina 2022. Dia mengatakan, Moskow hanya ingin menempatkan orang baik untuk bertanggung jawab atas Kiev.