Senin 12 Jun 2023 20:01 WIB

Dorong Elektrifikasi Masyarakat, Dunia Usaha Diminta Lakukan Ini

Kementerian ESDM sebut elektrifikasi masyarakat bisa melalui CSR perusahaan

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Staf Khusus Ego Syahrial. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan sebagian masyarakat masih belum mendapatkan pasokan listrik yang memadai. Hal ini dapat mendongkrak rasio elektrifikasi di daerah-daerah yang belum tersentuh fasilitas listrik.
Foto: dok istimewa
Staf Khusus Ego Syahrial. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan sebagian masyarakat masih belum mendapatkan pasokan listrik yang memadai. Hal ini dapat mendongkrak rasio elektrifikasi di daerah-daerah yang belum tersentuh fasilitas listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan sebagian masyarakat masih belum mendapatkan pasokan listrik yang memadai. Hal ini dapat mendongkrak rasio elektrifikasi di daerah-daerah yang belum tersentuh fasilitas listrik.

Staf Khusus Menteri ESDM, Ego Syahrial, mengatakan  kondisi tersebut sudah seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, mulai dari pemerintah dan juga kalangan dunia usaha, salah satunya melalui pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsobility dari para pelaku usaha. 

"Sehingga diharapkan ada dampak ekonomi dan lain-lain, yang turut tumbuh dan mendukung pembangunan berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Menurut Ego, keberadaan program corporate social responsobility dari dunia usaha diharapkan dapat secara langsung meningkatkan taraf hidup masyarakat, diantaranya  memenuhi salah satu kebutuhan dasar masyarakat, yaitu pasokan listrik.

Langkah tersebut bisa dilakukan dengan mendirikan pembangkit energi baru dalam skala kecil di daerah-daerah yang sejauh ini masih sulit dijangkau oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Sementara, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Raliantoro, menambahkan  saat ini dunia tengah berada pada masa kerusakan eksponensial.

Setelah cukup lama berada pada fase fase pertumbuhan eksponensial yang dipicu oleh revolusi industri, kini dunia bisnis dituntut untuk bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, sekaligus juga lingkungan.

"Dalam lingkup tersebut, CSR adalah (sarana) pemberdayaan masyarakat. Masyarakat perlu diedukasi untuk belajar menyelesaikan problemnya dalam jangka panjang," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement