REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan pada Senin (12/6/2023), Amerika Serikat (AS) berencana untuk bergabung kembali dengan UNESCO mulai Juli 2023. Keputusan itu mengakhiri perselisihan panjang yang membuat Washington mengakhiri keanggotaannya pada 2018.
"Ini adalah tindakan kepercayaan yang kuat terhadap UNESCO dan multilateralisme,” kata direktur jenderal UNESCO Audrey Azoulay ketika dia memberi tahu perwakilan negara anggota badan tersebut di Paris tentang keputusan AS untuk bergabung kembali.
AS sebagai anggota pendiri UNESCO merupakan kontributor utama anggaran UNESCO hingga 2011. AS membayar sekitar 22 persen dari anggaran UNESCO atau 75 juta dolar AS. Namun, badan tersebut mengakui Palestina sebagai negara anggota pada tahun tersebut.
Tindakan itu pun memicu berakhirnya kontribusi sumbangan berdasarkan hukum AS. Kemudian Presiden Donald Trump melangkah lebih jauh dengan mengumumkan pada 2017 bahwa AS menarik diri dari keanggotaan UNESCO bersama Israel. Dia menuduh badan tersebut bias terhadap Israel. Penarikannya pun mulai berlaku pada 2018.
Azoulay memprioritaskan program badan yang dipimpinnya sejak 2017 ini untuk mengembalikan AS. Penantian ini pun berbuah saat Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Manajemen dan Sumber Daya Richard Verma mengirimkan sepucuk surat kepada Azoulay.
Dalam surat yang dikutip dari //alarabiya// mengatakan, Washington berterima kasih kepada Azoulay atas kemajuan dalam masalah signifikan, termasuk mengurangi fokus pada debat yang dipolitisasi.
Keputusan kembali bergabung dengan badan tersebut saat Kongres AS yang saat itu sepenuhnya dikendalikan oleh Partai Demokrat pada Desember membuka jalan bagi AS untuk memulihkan pendanaan. Washington menyisihkan 150 juta dolar AS dalam anggaran.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Maret mengatakan, ketidakhadiran AS dari UNESCO membiarkan Cina menulis aturan tentang kecerdasan buatan (AI). "Saya sangat percaya kita harus kembali ke UNESCO, sekali lagi, bukan sebagai hadiah untuk UNESCO, tetapi karena hal-hal yang terjadi di UNESCO benar-benar penting," kata Blinken kepada komite Senat saat menyampaikan anggaran.
“Mereka sedang mengerjakan aturan, norma, dan standar untuk kecerdasan buatan. Kami ingin berada di sana," katanya.
AS juga pernah menarik diri dari UNESCO pada 1984. Washington baru bergabung kembali dengan organisasi tersebut setelah hampir 20 tahun absen pada Oktober 2003.
Rencana yang diusulkan untuk bergabung kembali saat ini harus diajukan ke Konferensi Umum Negara Anggota UNESCO untuk persetujuan akhir. Beberapa negara anggota menginginkan sesi luar biasa diadakan dengan cepat untuk memutuskan.