Senin 12 Jun 2023 21:40 WIB

BPBD Yogyakarta Imbau Petani Antisipasi Gagal Panen Saat Kemarau

Musim kemarau tahun ini jauh lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau petani setempat memperhatikan jenis tanaman yang hendak ditanam untuk mencegah potensi kegagalan panen selama musim kema
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau petani setempat memperhatikan jenis tanaman yang hendak ditanam untuk mencegah potensi kegagalan panen selama musim kema

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau petani setempat memperhatikan jenis tanaman yang hendak ditanam untuk mencegah potensi kegagalan panen selama musim kemarau. "Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari BMKG bahwa musim kemarau tahun ini lebih kering dibanding beberapa tahun belakang ini, sehingga para petani dimohon untuk memperhatikan jenis tanaman yang akan ditanam," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto di Yogyakarta, Senin (12/6/2023).

Selain memperhatikan jenis atau varietas tanaman, Lilik meminta para petani selalu berpedoman pada data kondisi cuaca yang dirilis BMKG untuk menentukan masa tanam yang tepat. "BMKG selalu memberikan data terkini terkait kondisi cuaca sehingga dapat kita pedomani bersama di dalam menentukan waktu bercocok tanam," kata dia.

Baca Juga

Menurut dia, petugas penyuluh lapangan juga bakal memberikan pendampingan bagi petani sehingga arahan-arahan dari petugas tersebut perlu diikuti bersama. Menurut Lilik, sejumlah daerah di DIY setiap tahun memiliki potensi bencana kekeringan saat musim kemarau, di antaranya di Kecamatan Rongkop serta Tepus, Kabupaten Gunung Kidul; Dlingo, Kabupaten Bantul; Panjatan, Kabupaten Kulon Progo; serta Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.

Berdasarkan rapat koordinasi menghadapi kemarau, menurut Lilik, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIY telah membuat sarana sumur bor di sejumlah wilayah berpotensi kekeringan. Berdasarkan data PUP-ESDM DIY, saat ini terdapat 900-an embung yang tersebar di wilayah DIY yang diprioritaskan untuk irigasi pertanian. Pada 2021-2022 PUP-ESDM DIY telah membangun 30 sumur bor dan 2023 akan membangun 50 sumur bor di wilayah DIY.

"Harapannya dengan sumur bor tersebut akan mengurangi jumlah daerah yang minta dropping air, selain itu juga melakukan pemeliharaan embung-embung," kata dia.

BMKG melaporkan sembilan wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta berstatus waspada kekeringan meteorologis dengan potensi curah hujan rendah. Sembilan wilayah tersebut yakni Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Kecamatan Sentolo (Kulon Progo), Kecamatan Sedayu, Pandak, Imogiri (Bantul), Kecamatan Patuk, Playen, Wonosari, Nglipar (Gunungkidul).

Untuk menjaga ketahanan pangan memasuki musim kemarau, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY telah menyalurkan bantuan traktor roda dua bagi kelompok tani di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Andi Nawa Candra meminta bantuan traktor ini dimanfaatkan bukan hanya oleh ketua kelompok tani, namun juga oleh semua anggota kelompok tani. Ia berharap bantuan traktor dapat berkontribusi dalam meningkatkan produksi dan produktivitas petani.

"Kami minta kelompok tani merawat bantuan traktor roda dua yang diberikan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement